Trendtech, Jakarta – Kehadiran inovasi teknologi akan semakin canggih ke depannya. Bukan hanya penggunaan teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR), asisten virtual, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang sudah mulai diterapkan di berbagai use cases oleh perusahaan teknologi di era 4G, inovasi teknologi ini akan semakin canggih di era 5G. Berdasarkan Ericsson Research, prediksi kecanggihan teknologi ditandai dengan kemampuan internet dalam merepresentasikan panca indra manusia.
Akan seperti apa tren teknologi di masa depan? Mari simak skenario di bawah ini:
Saatnya berbelanja bahan makanan! Beberapa dasawarsa lalu, kita pasti akan langsung bergegas pergi ke supermarket. Tapi, sekarang, kita bisa berbelanja dari tempat tidur hanya dengan membuka aplikasi ride-hailing di smartphone sambil menonton acara memasak di platform berbagi-video daring. Mulai dari riset, pemesanan, hingga proses pembayaran, semua bisa dilakukan hanya dengan beberapa klik.
Baca juga : Tren AI dan IoT Perusahaan Mau Tak Mau Harus Bertransformasi
Skenario ini mungkin sudah tidak asing lagi dan kita mungkin berpikir teknologi kita sangat keren dan memesona. Tapi, tunggu dulu. Bagaimana jika kita bisa merasakan pengalaman berbelanja digital menggunakan segenap panca indra kita?
Laporan ConsumerLab oleh Ericsson menyatakan bahwa teknologi yang canggih akan memungkinkan internet yang sepenuhnya indrawi pada 2025, dan mungkin kemampuan untuk berkomunikasi secara digital melalui pikiran pada tahun 2030. Saat kita melangkah lebih jauh ke dalam sistem sensorik digital, garis antara dunia digital dan dunia nyata akan benar-benar memudar.
Sebagai latar belakang, survei ini dilakukan secara online pada penduduk di Jakarta, Singapura, Bangkok, Sydney, Delhi, Shanghai, Tokyo, London, Moskow, Stockholm, Mexico City, San Francisco, New York, São Paulo, dan Johannesburg pada Oktober 2019, serta mewakili 46 juta pengguna awal teknologi.
Sampel terdiri dari setidaknya 500 responden dari setiap kota (total 12.590 responden dihubungi, dari mereka 7.608 memenuhi syarat), berusia 15-69 tahun, yang saat ini merupakan pengguna teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR), asisten virtual, maupun mereka yang bermaksud menggunakan teknologi ini di masa mendatang.
Lalu, apa saja 10 Hot Consumer Trends pada tahun 2030? Mari kita bahas satu per satu!
1.Your brain is the user interface
Pada tahun 2030, teknologi diatur untuk menanggapi pikiran manusia dan bahkan mampu membagikannya kepada orang lain. Ketika otak manusia dapat bertindak sebagai interface maka keyboard, mouse, game controller, dan user interface perangkat digital lainnya menjadi tidak berguna. Pengguna hanya perlu memikirkan suatu perintah, dan itu akan terjadi.
2.Sounds like me
Pelanggan pun berharap untuk memiliki kendali penuh tidak hanya atas apa yang mereka dengar tetapi juga apa yang orang lain dengar dari mereka. Di masa depan, mereka berharap dapat lebih mengendalikan bagaimana suara mereka dapat diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun. Lebih dari 70% responden berharap untuk memiliki earphone yang mampu menerjemahkan bahasa secara otomatis dan sempurna.
3.Any flavor you want
Lebih dari 40% responden meyakini bahwa menempatkan perangkat di mulut akan secara digital meningkatkan rasa makanan. Dengan demikian, makanan apapun akan terasa seperti yang manusia inginkan. Hal ini dapat berdampak besar pada kesehatan dan diet manusia, sebab memungkinkan mereka untuk mengonsumsi makanan sehat, namun terasa layaknya masakan buatan restoran bintang lima.
4.Digital aroma
Aroma merupakan sensasi fisik yang memengaruhi manusia secara langsung dan dalam. Saat ini, pengalaman berbelanja daring belum melibatkan kemampuan mencium bau, namun pelanggan memperkirakan indra penciuman manusia akan menjadi bagian penting dari internet pada tahun 2030, dengan 47 persen memprediksi data penciuman akan tersedia bagi perusahaan untuk digunakan secara komersial.
5.Total touch
Kemampuan merasakan tekstur digital di masa depan mungkin akan melampaui batas-batas layar smartphone. Faktanya, enam dari 10 responden memperkirakan perangkat wristband akan dapat menstimulasi saraf sehingga manusia bisa merasakan obyek secara digital pada tahun 2030.
6.Merged reality
Pada tahun 2030, separuh responden membayangkan perbedaan antara realitas fisik dan digital akan hampir sepenuhnya hilang. Pengalaman visual gabungan (merged visual) pertama diprediksi akan terjadi pada industri gaming terlebih dahulu: lebih dari tujuh dari 10 responden meyakini dunia game VR akan sulit dibedakan dari realitas fisik.
7.Verified as real
Melanjutkan poin sebelumnya, separuh pelanggan meyakini bahwa pada tahun 2030, internet yang sepenuhnya indrawi akan semakin canggih hingga ke titik di mana realitas fisik dan digital akan berbaur menjadi satu, dan teknologi dapat meniru dan memanipulasi indra manusia.
8.Post-privacy consumers
Pelanggan percaya bahwa teknologi face recognition akan semakin populer digunakan dimana-mana, hingga konsep privasi hampir tidak ada lagi. Dengan demikian, setengah dari responden dalam studi tersebut mengharapkan adanya undang-undang data digital yang mengatur penggunaan data publik dan pribadi dengan jelas, sehingga masalah privasi tidak lagi ada.
9.Connected sustainability
Sebanyak enam dari 10 responden meyakini bahwa layanan internet yang sepenuhnya indrawi memungkinkan manusia untuk secara digital seolah-olah berada dimana saja, sehingga dapat menghemat waktu serta membantu menyelamatkan Bumi.
Baca juga: XL Axiata implementasikan teknologi Cloud Core 5G-ready dari Ericsson
10.Sensational services
Dalam studi ini, pelanggan memperkirakan bahwa pada dasawarsa berikutnya suara dan penglihatan digital yang dilengkapi dengan sentuhan, rasa, penciuman, dan lainnya, akan mengubah pengalaman screen-based saat ini menjadi pengalaman multi-indra yang secara praktik tidak dapat dipisahkan dari realitas fisik. Lebih dari 40% responden mengaku ingin merasakan petualangan liburan digital yang melibatkan semua indra mereka, di mana manusia dapat membenamkan diri sepenuhnya di tempat dan periode waktu lain.
Saat konsumen melangkah lebih jauh ke dalam dunia sensorik digital ini, kita akan membutuhkan konektivitas sangat cepat, jeda waktu berbasis edge computing nyaris tidak kentara, dan otomatisasi canggih. Semua itu hanya dapat disediakan oleh teknologi generasi kelima. Tidak seperti generasi sebelumnya, yang berfokus pada komunikasi antarpribadi dan kecepatan data, 5G akan sepenuhnya mengubah cara orang merasakan dan berinteraksi, cara masyarakat bekerja, dan kinerja bisnis. Untuk itu, kerja sama antara industri, operator, pemerintah, dan pemangku kepentingan lain menjadi penting guna mempercepat penerapan 5G.