Trendtech, Jakarta – Perusahaan full-service marketing agency, STEB Group berkolaborasi dengan Google Indonesia. Melalui dua perusahaannya, STEB Asia dan Grow in Asia, kolaborasi dengan Google Indonesia hadir dalam acara “C-Suite Chat 2023” yang mempertemukan para Marketer dari lintas sektor untuk bertukar wawasan, strategi, dan inovasi dari tren yang terjadi selama tahun 2023.
Acara yang diadakan setiap tahunnya ini membahas mengenai beberapa trend updates dari implementasi teknologi dalam dunia marketing terutama pada platform Google, membedah kesalahan dalam campaign planning, hingga berbagi kunci dalam media playbook untuk persiapan kampanye Ramadan di tahun 2024 mendatang.
Baca juga: Nokia Technology Strategy 2030: tren teknologi baru dan dampaknya terhadap jaringan
“Sangat penting bagi setiap pegiat marketing untuk tetap dinamis, mengetahui perubahan tren, maupun mengadaptasi perkembangan teknologi. Tahun ini menjadi tahun di mana eksplorasi teknologi artificial intelligence dan machine learning semakin familiar dalam campaign yang dihasilkan, serta terbukti dapat meningkatkan produktivitas, menghemat waktu, bahkan menghemat biaya pengeluaran dalam jangka panjang,” ujar Founder dan CEO STEB Asia, Meutia Adryana..
Berikut beberapa poin penting yang telah dirangkum oleh STEB Asia dan Grow in Asia dari acara “C-Suite Chat 2023”:
1.Inovasi teknologi meningkatkan kreativitas dan user experience
Tahun ini, semakin banyak marketing campaign yang menggunakan augmented reality (AR), artificial intelligence (AI), dan virtual reality (VR). Beberapa contoh penggunaannya bisa terlihat pada automasi marketing dalam mengelola campaign dengan lebih efisien, penyelenggaraan event online-to-offline dengan VR, pembuatan desain konten, hingga pemanfaatan video menggunakan influencer berbasis AI.
Jesslyn Amabel Chandra, Business Director dari Grow in Asia mengungkapkan, “Pembuatan konten berbasis artificial intelligence seperti yang kami jalankan untuk Indosat Ooredoo Hutchison serta brand lainnya berhasil menaikkan jangkauan audiens sebesar 48% dan meningkatkan engagement hingga 82% dibanding konten-konten reguler. Selain itu, banyak kampanye menggunakan teknologi ini yang berpotensi untuk menjadi viral,”
2.Membedah full-funnel strategy dalam campaign planning
Upper funnel dan lower funnel memegang peranan yang sama-sama penting dalam sebuah campaign planning. Dimulai dari tahap awareness, marketer “memancing” future leads dengan menyebar informasi secara luas, seringkali melibatkan emosi penonton di dalamnya yang dibangun dalam jangka waktu yang lama.
Hal ini sama pentingnya dengan langkah berikutnya, yaitu consideration dan conversion. Yaitu bagian dari lower funnel yang menangkap hasil pancingan berupa targeted leads, yang kemudian diolah untuk dikonversikan ke dalam sales dalam jangka waktu yang relatif lebih singkat. Pemanfaatan big data yang disebar melalui cross channel dan dilakukan melalui automation system juga turut menambah keberhasilan sebuah campaign. Sayangnya, menurut Meutia, kesalahan yang kerap dilakukan beberapa pegiat marketing adalah terlalu berfokus pada tahap akhir, padahal setiap tahap yang ada berperan sama pentingnya.
3.Popularitas internet untuk usia 15-49 tahun melampaui penetrasi TV
Mengutip Comscore Indonesia 2023, tercatat bahwa Youtube menjangkau lebih dari 150 juta orang Indonesia setiap bulannya. Popularitas Youtube ini berhasil menjangkau 75% masyarakat Indonesia dari kelompok umur 18-34.
Kehadiran connected TV yang semakin menyebar di Indonesia juga turut membantu peningkatan konsumsi Youtube di Indonesia. Tercatat, lebih dari 25 juta masyarakat yang menonton Youtube secara streaming melalui connected TV mereka. Penggunaan Youtube untuk marketing campaign pun menunjukkan hasil yang efektif. Menurut survei Nielsen “Matched Panel Analysis in APAC”, tercatat 84% campaign Youtube mendorong peningkatan penjualan offline di Asia Pacific.
4.Mempelajari AMP Framework dalam media playbook
Menyambut persiapan kampanye Ramadan tahun 2024 mendatang, Google Indonesia menyimpulkan sebuah pendekatan yang disebut The AMP Framework, yaitu:
-
Amplify – sebuah pendekatan yang menekankan pada visibilitas tinggi untuk dapat mengamplifikasi pesan kepada masyarakat luas. Hal ini dapat dilakukan dengan menyebarkan konten yang mendominasi channel digital dengan menggunakan frekuensi kemunculan konten sebanyak 1-3x per minggu agar pesan dapat diingat oleh masyarakat umum.
-
Multiply – pendekatan yang mengejar engagement/interaksi dari audience. Untuk mencapai hal ini, marketer dapat mengeksplorasi beberapa elemen seperti topik yang dipilih, kreator yang digunakan, hingga kategori dan elemen kreatif yang diadopsi.
-
Participate – pendekatan final untuk menggaet targeted user secara spesifik mulai dari demografi pengguna, lokasi, hingga waktu yang diharapkan.
Baca juga: NeutraDC Ungkap Strategi Ekspansi dan Peran Vital Batam dalam Industri Data Center di Indonesia
5.Membuat konten short video menarik dan sebanyak-banyaknya untuk testing
Pada sesi terakhir, Eveline Anastasia selaku Co-Founder dan CEO Grow in Asia bersama dengan digital video creator, Mario Prawira Schönmann membahas cara membuat konten short video berkualitas tinggi dengan hanya berbekal kamera ponsel. Dengan tips-tips yang diberikan, semua peserta dapat membuat konten video menarik secara mudah dengan mengubah pengaturan kamera di ponsel, mengatur posisi badan saat mengambil video, menambahkan transisi unik di tiap cuplikan, serta melakukan editing dengan aplikasi gratis yang dapat dioperasikan oleh siapapun.
Demikian 5 poin tren marketing yang perlu dipelajari dan dikuasai setiap marketer di tahun ini. Silakan dipelajari dan diterapkan dalam bisnis masing-masing, selamat mencoba!