Trendtech, Jakarta – Dunia teknologi terus bergerak cepat, dan salah satu terobosan terbesar saat ini adalah jaringan 5G. Menurut Ericsson Mobility Report (2025), teknologi ini diproyeksikan menangani 80% total trafik seluler global pada akhir 2030. Salah satu pendorong utamanya adalah Fixed Wireless Access (FWA), yang semakin populer di kalangan penyedia layanan komunikasi (CSP) di seluruh dunia.
FWA memungkinkan CSP menawarkan paket berlangganan berbasis kecepatan dengan dukungan 5G, mirip dengan layanan kabel atau fiber. Ini membuka peluang monetisasi yang jauh lebih besar dibanding generasi sebelumnya.
Baca juga: IM3 Platinum Luncurkan Program Referal Eksklusif “Platinum Club”
FWA & 5G: Kombinasi yang Membawa Layanan Lebih Cepat dan Fleksibel
Laporan Ericsson mengungkapkan bahwa 80% CSP global kini sudah menawarkan layanan FWA. Yang menarik, pertumbuhan tercepat terjadi di penyedia layanan yang mengusung paket berbasis kecepatan dengan dukungan 5G.
- 51% CSP kini menyertakan opsi berbasis kecepatan (naik dari 40% di 2024).
- FWA diprediksi menyumbang 35% koneksi broadband tetap baru, dengan 350 juta pengguna pada 2030.
- 5G FWA menjadi solusi penting untuk perluasan akses internet, terutama di daerah dengan infrastruktur kabel terbatas.
Dengan kecepatan tinggi dan fleksibilitas yang ditawarkan, 5G FWA tidak hanya mengubah cara kita mengakses internet, tetapi juga membuka peluang bisnis baru bagi penyedia layanan.
Tren Global & Proyeksi Pertumbuhan 5G di Asia Tenggara
Ericsson memprediksi:
- Langganan 5G global akan mencapai 2,9 miliar pada akhir 2025.
- Angka ini diproyeksikan melonjak jadi 6,3 miliar pada 2030.
- Trafik data seluler akan berlipat ganda pada akhir dekade ini.
Di Asia Tenggara dan Oseania, langganan 5G diperkirakan mencapai 630 juta (49% total langganan seluler) pada 2030. Sementara itu, penggunaan data per smartphone diprediksi naik dari 19 GB/bulan (2024) menjadi 38 GB/bulan (2030).
Daniel Ode, Acting Head of Ericsson Indonesia, menyatakan:
“Asia Tenggara, termasuk Indonesia, punya potensi besar dalam pemanfaatan 5G. Kami melihat momentum positif di Singapura dan Australia, dan yakin Indonesia bisa meraih manfaat serupa begitu spektrum memadai tersedia.”
5G Standalone (SA) & Peluang Monetisasi Baru
Erik Ekudden, CTO Ericsson, menekankan bahwa 5G SA menjadi kunci inovasi: “Kami berada di titik krusial di mana 5G akan memicu gelombang kreativitas terkoneksi. Penyedia layanan mulai memonetisasi 5G lewat layanan inovatif, bukan sekadar paket data.”
Laporan ini juga menyoroti bagaimana CSP memanfaatkan 5G SA dan 5G Advanced untuk menciptakan layanan bernilai tinggi, seperti:
- Produksi video & siaran langsung
- Sistem point-of-sale digital
- Pengalaman gaming & acara real-time
- Jaringan privat perusahaan
Baca juga: Telkomsel Perkuat Pengalaman Roaming Global di Era 5G dengan RoaMAX Prestige & Auto-On
Apa Artinya Ini untuk Indonesia?
Sebagai salah satu pasar digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peluang emas untuk memanfaatkan 5G FWA guna memperluas akses internet berkualitas. Dengan dukungan spektrum yang memadai, teknologi ini bisa menjadi solusi konektivitas andalan, terutama di daerah yang belum terjangkau fiber optik.
Ericsson berkomitmen mendukung penuh transformasi digital Indonesia melalui teknologi 5G dan keahlian global mereka.