Trendtech, Jakarta – Sejak 2017, Samsung menghadirkan program Samsung Innovation Campus (SIC) di lebih dari 17 SMA dan SMK di Indonesia, dengan menyuguhkan materi: Coding, Programming, AI (Artificial Intelligence), serta IoT (Internet of Things).
Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia mengatakan, kesuksesan pendidikan berbasis kompetensi dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, berawal dari guru. Namun hal ini tidak mudah, mengingat jumlah guru terampil di Indonesia hanya mencapai 35%. Belum lagi, teknologi dan mudahnya akses informasi di era digital berimbas pada keingintahuan siswa yang semakin beragam, dan menyebabkan siswa lebih kompetitif serta interogatif terhadap gurunya.
“Untuk itulah, guru perlu memiliki keseimbangan pengetahuan teoritis dan praktis yang baik hingga dapat memberikan landasan yang kokoh terhadap apa yang mereka ajarkan,” ujar Ennita.
Baca juga: Adakan Flash Sale, Samsung Galaxy M02 Dibandrol Rp 1,3 juta
Ennita menambahkan bahwa guru tak hanya harus memiliki memiliki keterampilan manual namun juga keterampilan teknologi. “Di era digital, cloud computing, big data dan enkripsi pada beberapa sektor pasar kerja di masa depan, masih menjadi prioritas tertinggi menurut The Future of Jobs Report 2020 yang dirilis oleh World Economic Forum. Kompetensi guru di bidang teknologi kelak dapat membawa para siswa menjadi profesional yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang ketat dan dinamis,” ungkapnya.
Bekerjasama dengan Skilvul, pada program SIC tahun ini guru terlebih dulu dilibatkan secara intensif selama 6 minggu, melalui 2 tahapan pelatihan. Tahap pertama merupakan tahap fasilitasi guru sekaligus workshop inovasi, di mana guru akan diberikan capacity building untuk meningkatkan kemampuannya memfasilitasi proses pembelajaran daring serta pemahaman tentang proses inovasi. Selain itu, guru juga diberikan pembekalan, mulai dari cara menentukan ide inovasi, pembuatan prototipe hingga pengenalan User Interface (UI) dan User Experience (UX).
Pada tahap kedua, guru mendapatkan workshop tentang coding, di mana mereka berkesempatan mendalami pengetahuan coding dasar (front-end web development) agar mampu mengembangkan aplikasi web pertama mereka. Materi yang diajarkan yakni: HTML, CSS, Javascript dan juga desain web.
“Saat menyampaikan materi, kami sangat mengedepankan pembelajaran praktikal. Metode blended learning yang kami siapkan dapat membantu siapapun, termasuk para guru yang baru saja memulai belajar coding dan programming, untuk bisa lebih efektif menggunakan platform pembelajaran yang kami siapkan, tanpa harus melakukan instalasi aplikasi lainnya, serta dengan mudah dapat mengetahui hasilnya sudah benar atau belum. Kemudahan-kemudahan ini mendorong antusiasme guru dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru dalam pemanfaatan teknologi tersebut. Kami yakin, ke depannya para siswa bisa memiliki guru yang dapat diandalkan dan berperan besar dalam keberhasilan mereka di masa depan”, ujar William Hendradjaja, Chief of Business Skilvul.
Baca juga: Cara Ngevlog Epik dengan Galaxy S21 Ultra 5G
Tak hanya mendapatkan pengalaman dan gambaran tentang coding dan programming, pengetahuan dasar yang diperoleh guru dari program SIC dapat digunakan untuk membantu siswa mengembangkan produk dalam proyek bersama di tahapan pelatihan selanjutnya.
“Kami berharap, program SIC bisa memperkuat kapasitas guru dalam memfasilitasi program pendidikan, khususnya di bidang informasi dan teknologi. Dan yang terpenting, para guru semakin memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas siswa dalam menghadapi pasar kerja era industri 4.0”, tutup Ennita.