Home News Teknologi Cloud di Olimpiade Musim Dingin Mencetak Rekor Baru
Olimpiade

Teknologi Cloud di Olimpiade Musim Dingin Mencetak Rekor Baru

by Trendtech Indonesia

Trendtech, Jakarta – Saat penonton global berdebar menunggu di awal Februari lalu untuk melihat apakah skater Jepang Hanyu Yuzuru akan memakukan quadruple axel legendaris selama Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, mungkin hanya sedikit yang mempertimbangkan jumlah pekerjaan behind-the-scenes yang diperlukan untuk membawa gambar-gambar itu sampai ke layar mereka.

Olimpiade Musim Dingin menjadi tantangan tersendiri bagi tuan rumah, penyelenggara, dan bagi para atlet. Mulai dari pengaturan tempat, pengaturan akomodasi, protokol kesehatan dan keselamatan, persyaratan penyiaran, hingga upacara penyerahan medali dan penjualan merchandise, menjadi teka-teki logistik yang sulit bagi semua pihak yang terlibat, apalagi di saat pandemi COVID-19 dan pembatasan yang diberlakukan bagi penonton, atlet, dan staf.

Transformasi digital, bagaimanapun, memberikan sedikit kelegaan. Layanan teknologi seperti komunikasi, pengiriman konten, dan produksi semuanya telah dimigrasikan ke cloud, yang memungkinkan penyiaran dan berbagi informasi berjalan lancar di tengah protokol COVID yang ketat.

Baca juga: Gandeng Oracle Academy, ONE Indonesia Latih 1.000 Pendidik dari 150 Institusi

Sebagian besar infrastruktur fisik telah diganti dengan layanan berbasis cloud, yang secara signifikan mengurangi biaya perangkat keras sekaligus meningkatkan tingkat kinerja. Migrasi ini memungkinkan penyelenggara untuk merampingkan pekerjaan mereka, mengurangi beban tuan rumah untuk membangun infrastruktur TI yang luas. Penyelenggara acara juga dapat membuat keputusan berdasarkan informasi secara real-time, memanfaatkan teknologi digital seperti AI untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana semuanya berjalan.

Berawal dari Lokasi hingga ke layar

Hal yang paling signifikan, Olimpiade Musim Dingin meningkatkan penggunaan teknologi cloud untuk menyiarkan acara secara global. Secara tradisional, menampilkan siaran Olimpiade ke layar penonton membutuhkan sirkuit optik telekomunikasi internasional yang mahal, serta kru berita dan siaran yang cukup besar yang harus diterbangkan ke kota yang menjadi tuan rumah. Namun, melalui Layanan Penyiaran Olimpiade (OBS) kini kita dapat melakukan hal yang berbeda. Untuk pertama kalinya, selama Olimpiade Musim Dingin, penyiar dapat menerima rekaman langsung melalui cloud publik—opsi yang lebih cepat dengan biaya lebih murah ketimbang metode transmisi lainnya. Live Cloud adalah bagian dari OBS Cloud, solusi penyiaran bersama OBS dan Alibaba yang dirintis selama Olimpiade Tokyo 2020 dan diadopsi sebagai layanan standar selama Beijing 2022.

“Sebagian besar organisasi telah dipaksa untuk melakukan alur kerja produksi dan distribusi dari rumah dan, selama pandemi, mengandalkan layanan cloud untuk mendukung produksi jarak jauh mereka yang baru,” kata Raquel Rozados, direktur layanan penyiar di OBS. Dibandingkan dengan Olimpiade Musim Dingin 2018 yang diadakan di Pyeongchang, Korea Selatan, Olimpiade Musim Dingin Beijing mengalami pengurangan hampir 40% pada personel siaran di tempat.

Untuk pertama kalinya, penyiar dapat mengedit rekaman olahraga Olimpiade dari jarak jauh menggunakan cloud, membuat klip media sosial dari sesi siaran langsung secara real time. Sistem pemutaran ulang multi-kamera digunakan untuk pemutaran freeze-frame secara slow-motion dari berbagai sudut, guna memberikan pengalaman menonton yang imersif. OBS mengatakan bahwa mereka memproduksi lebih dari 6.000 jam konten berdefinisi tinggi, yang tersedia untuk lebih dari 20 penyiar di seluruh dunia. Sementara untuk memproses sejumlah besar rekaman ultra-definisi tinggi, sebelumnya akan menimbulkan tantangan yang signifikan bagi penyiar, dan cloud membuat pengiriman dan pengeditan jauh lebih mudah untuk dikelola.

Kemampuan mengunduh rekaman berkualitas tinggi dari cloud artinya penyiar dapat mengefisiensikan tim jurnalis, produser, operator kamera, dan peralatan terbang ke Beijing untuk meliput acara tersebut. Akibat regulasi COVID-19 yang menjaga pariwisata, membuat Komite Olimpiade Internasional memberikan kontribusi terbesar dalam pengurangan pemakaian karbon di acara tersebut. Melihat dari gambaran besar, lebih dari sekedar menerapkan teknologi cloud untuk penyiaran, migrasi sistem inti Game ke cloud merupakan kemajuan penting dalam membuat game lebih efisien dan berkelanjutan.

Cara lebih efisien dan berkelanjutan di masa depan

Dalam beberapa tahun terakhir, acara olahraga lainnya juga telah bergeser—satu atau lainnya—ke cloud. Selama Piala Dunia 2018, 20% dari video pendek di acara tersebut diproduksi dengan kecerdasan buatan, menggunakan solusi produksi video cerdas milik Alibaba Cloud guna menghasilkan sorotan pertandingan secara cepat. Dan dalam dua tahun terakhir, pandemi COVID-19 telah mendorong penyelenggara acara, baik acara kecil maupun besar, menuju transformasi digital dan solusi berbasis teknologi baru, sebuah tren yang tidak mungkin berakhir bahkan ketika regulasi pembatasan pandemi tidak lagi berlaku.

Baca juga: ViBiCloud Mempersembahkan Multi-cloud dan Platform hybrid Berbasis Microsoft Azure Arc

Untuk memenuhi permintaan yang telah diantisipasi, perusahaan teknologi telah merancang aplikasi cloud menggunakan kemampuan pemodelan. Salah satunya adalah Venue Simulation Service (VSS) Alibaba Cloud. Meskipun tidak digunakan saat Olimpiade Musim Dingin Beijing, VSS mengintegrasikan komputasi awan, kecerdasan buatan, dan grafik komputer untuk pemodelan digital tempat dan simulasi operasi. Dengan mensimulasikan tempat olahraga fisik dan kegiatan yang akan berlangsung di dalamnya, penyelenggara acara tidak perlu lagi berada di tempat acara untuk mendapatkan gambaran yang baik tentang ruang tersebut.

Teknologi cloud telah memainkan peran kunci dalam membantu penyelenggara acara dalam perencanaan. Dengan memanfaatkan teknologi cloud untuk mengurangi jumlah infrastruktur fisik yang dibutuhkan dan memungkinkan kerja jarak jauh dengan tim yang lebih efisien di lokasi, acara besar ini bisa terselenggara secara lebih inklusif, efisien, dan berkelanjutan.

Berita Lainnya

Leave a Comment