Trendtech, Jakarta – Sebagai salah satu upaya untuk merobohkan tembok tersebut, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui payung Leap-Telkom Digital akan segera menciptakan dunia metaverse yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Disematkan nama metaNesia, dunia metaverse buatan Telkom ini merupakan akronim dari Metaverse Indonesia. Tak hanya sekadar menyuguhkan interaksi dengan visual biasa, tetapi metaNesia juga menawarkan pengalaman yang berbeda di dalam dunianya.
“Sebelumnya, orang punya persepsi kalau metaverse harus pakai VR (virtual reality), padahal metaverse more than that. Artinya interaksinya memang bisa menggunakan VR, tetapi kita juga mengenal augmented reality (AR). Bahkan ada juga interaksinya yang lebih sederhana, seperti menggunakan handphone atau PC layaknya bermain gim. Tapi di situ ada bentuk interaksi-interaksi baru yang dimungkinkan dari metaverse ini,” papar Ery Punta Hendraswara, Deputy Executive Vice President Digital Technology & Platform Business Telkom Indonesia, pada keterangan resminya, Kamis (28/07/2022).
Baca juga: Telkomsel sebagai Official Mobile Partner XI ASEAN Para Games 2022
Dalam podcast bersama Indrawan Nugroho di channel YouTube Telkom Indonesia Official, Ery juga memaparkan bahwa akan banyak peluang-peluang baru yang tercipta dari kehadiran metaverse. Misalnya bagi korporasi, metaverse memberikan pengalaman baru bagi perusahaan serta konsumen dan target pasar yang akan dicapai.
Selama ini, menurut Ery, korporasi hanya dapat menjangkau konsumen secara daring dan luring. Kehadiran metaverse berada di antara dua hal tersebut. Artinya, metaverse menjadi komponen tambahan bagi korporasi untuk melayani konsumennya atau mendapatkan konsumen baru yang selama ini tidak terjangkau.
“Pandemik membuat banyak perubahan. Jadi untuk brand, metaverse tidak hanya sekadar channel baru, tetapi ini suatu new experience dan membuka peluang baru juga untuk mereka memberikan sesuatu yang baru. Misalnya produk baru, di mana produknya bisa saja full digital di metaverse, tetapi di dunia nyata juga kita dapatkan,” tambah Ery.
Sebagai lokomotif digital di Indonesia, Telkom masuk ke teknologi teranyar ini untuk menciptakan dunia metaverse yang saling terhubung dan membangun ekosisitem metaverse di Indonesia. metaNesia diharapkan bisa menjadi batu loncatan bagi perekonomian virtual di Indonesia yang tidak hanya mewahadahi perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga menjadi rumah bagi Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) menjangkau peluang-peluang baru.
“Telkom dalam posisi mengajak, bahwa Telkom menjadi hub dan kita bisa bersama-sama membangun untuk metaverse-nya Indonesia. Kita terbuka untuk terhubung dengan metaverse lain yang sudah ada di Indonesia sehingga pertumbuhan metaverse di Indonesia jauh lebih cepat,” jelas Ery.
Ery mengungkapkan, Telkom menciptakan metaNesia karena tidak ingin menjadi tamu di negeri sendiri. Dengan infrastruktur yang dimiliki, Telkom yakin bisa menjadi hub metaverse yang bermanfaat bagi banyak pihak.
“metaNesia ini bukan pesaing, tetapi kita merangkul dan bersama-sama agar semua anak bangsa bisa saling berkolaborasi,” ungkap Ery.
Secara umum, ketika sebuah perusahaan atau UMKM sudah masuk di metaNesia, perusahaan tersebut memiliki kesempatan untuk bekerja sama dan terhubung dengan perusahaan lainnya dengan mudah. Tak hanya itu, metaNesia juga bisa membuka jenis-jenis pekerjaan baru.
Salah satu konsep awal yang dibawa oleh metaNesia adalah menyuguhkan konser virtual. Pada konser virtual di metaNesia yang telah terselenggara menampilkan Pusakata dan Vidi Aldiano, pengunjung yang berada di tempat berbeda di dunia nyata, bisa bersama-sama menonton konser dan berinteraksi secara virtual layaknya di dunia nyata.
Belum cukup sampai di situ, tanpa batasan peluang yang tercipta dengan kehadiran metaNesia juga menciptakan virtual commerce yang menyuguhkan interaksi berbeda. Di dalam dunia metaNesia juga menyediakan plaza sebagai tempat orang untuk berbelanja. Pelaku-pelaku bisnis pun bisa berjualan di sana.
“Selain konser dan berbelanjan virtual, kami juga menyentuh misalnya gim dan fotografi. Belum lagi kalau sebuah korporasi ingin menciptakan digital twins. Jadi apa yang ada dari perusahaan itu di dunia nyata juga ada di metaNesia. Ini menciptakan efisiensi bagi perusahaan-perusahaan juga,” papar Ery.
Sementara itu, Andrew Tarigan, Product Manager metaNesia, menuturkan pada saat peluncuran metaNesia yang rencananya akan dihelat pada 31 Juli 2022 mendatang, audiens yang hadir akan merasakan berbagai pengalaman menarik dari banyaknya aktivitas yang disuguhkan oleh Telkom.
Peluncuran yang rencananya diselenggarakan pada perhelatan Digiland di Istora Senayan, Jakarta, ini dikemas dengan berbagai exhibition, entertainment, e-sport, pameran NFT dan fotografi, dan masih banyak suguhan menarik lainnya.
Baca juga: Telkomsel Upgrade Layanan 3G ke 4G/LTE di 143 Kota/Kabupaten
“Di lokasi peluncuran metaNesia Telkom menyediakan virtual reality (VR), VR-Driving, dan PC. Dengan perangkat-perangkat tersebut, pengunjung bisa menonton konser Pusakata dan Vidi Aldiano secara virtual, merasakan mal dan berkeliling di dunia metaverse, test drive virtual, berkunjung ke galeri NFT, turnamen e-Sport, dan masih banyak keseruan serta pengalaman menarik lainnya,” tutur Andrew.
“Siap-siap Telkom akan punya metaverse yang akan segera diluncurkan. Jangan disia-siakan kesempatan ini karena mungkin akan ada beberapa hal yang hanya terjadi di event tersebut. Tetapi ke depannya Telkom akan terus mengembangkan metaverse agar bisa semakin bermanfaat bagi masyarakat,” tutup Ery.