Trendtech, Jakarta – Xendit, hadir sebagai salah satu panelis dalam rangkaian acara Casual Talk Bali Digifest, yang mengangkat tema “Transformasi Digital Keuangan Mikro untuk Mendorong Inklusi Keuangan.” Bali Digifest merupakan acara tahunan yang digelar Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali dan Pemerintah Provinsi Bali yang bertujuan untuk mendorong percepatan transformasi digital dan pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Acara yang jatuh pada tanggal 2-5 Juni ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah Bali, dan bertempat di Taman Budaya Art Center, Denpasar.
Selain Xendit, diskusi ini juga dihadiri oleh panelis ahli antara lain Dicky Kartikoyono, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, yang mengupas topik “Digitalisasi Sistem Pembayaran untuk Meningkatkan Inklusi Keuangan”, dan Agus Helly, selaku Certified Financial Planner dan Pendiri Ngopi Pintar, yang menjelaskan tentang “Literasi Keuangan Digital sebagai Komponen Kunci dalam Memperluas Inklusi Keuangan”.
Baca juga: Samsung dan Kredivo Hadirkan Samsung Finance+, Layanan Pembiayaan Smartphone Galaxy
Topik literasi finansial sengaja diangkat karena menurut data, setengah (51%) dari populasi penduduk Indonesia saat ini belum memiliki rekening bank – atau yang kerap disebut dengan “unbanked population”. Artinya, mereka belum memiliki akses ke tabungan di bank, pembiayaan via kredit, dan fasilitas perbankan lainnya. Karena itulah, di Indonesia, lembaga keuangan mikro (LKM) memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong literasi keuangan yang inklusif dengan menyediakan akses ke berbagai layanan finansial, seperti tabungan, pinjaman, asuransi, hingga pengiriman uang. Kehadiran LKM seperti Koperasi Serba Usaha, Koperasi Simpan Pinjam, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan Badan Kredit Desa, membantu menjembatani kebutuhan unbanked population dan UMKM di berbagai daerah dengan lebih efektif.
Filianingsih Hendarta, Deputi Gubernur Bank Indonesia, mengungkapkan, “Inklusi keuangan di Indonesia mengalami lompatan jauh dan terus meningkat selama sepuluh tahun terakhir, yang diindikasi oleh peningkatan tingkat kepemilikan akun dan literasi keuangan.”
Namun demikian, dengan semakin majunya teknologi, LKM pun perlu berbenah dan beradaptasi, agar dapat menjalankan fungsinya dengan optimal. Salah satu caranya adalah dengan berkolaborasi dengan perusahaan fintech. Selama ini, lembaga keuangan mikro masih sering menghadapi kendala, seperti belum adanya sistem atau aplikasi yang serba-otomatis, masih menjalankan rekonsiliasi secara manual, dan menghadapi kesenjangan dalam literasi teknologi. Maka, perusahaan fintech seperti Xendit Group dapat membantu menjawab beberapa tantangan ini.
Misalnya, solusi yang ditawarkan Xendit Group adalah menyediakan sistem untuk pemantauan transaksi secara real-time, memfasilitasi penerusan dana dari LKM kepada peminjam, dan memfasilitasi transfer dana dari peminjam kepada LKM untuk pembayaran cicilan pinjaman. Dengan begitu, LKM pun bisa beroperasi secara efektif dan efisien dengan mengurangi proses manual yang rawan human error, mengintegrasikan berbagai solusi pembayaran, memfasilitasi pencatatan keuangan serba otomatis, dan mendukung inovasi serta diversifikasi layanan keuangan LKM.
“Xendit Group senantiasa mendukung ekosistem finansial mikro di Indonesia dengan menyediakan fasilitas pembayaran digital yang dapat mendukung transformasi bisnis microfinance di Indonesia. Lebih lanjut, kami mengajak para pelaku microfinance untuk dapat secara bijak mengenal fintech yang ingin diajak untuk berkolaborasi, dengan memastikan apakah fintech tersebut telah mendapat izin dari otoritas terkait atau tidak, dan memahami seluk beluk layanannya. Sebab, pemahaman atau literasi yang baik mengenai layanan fintech merupakan hal yang penting untuk diketahui,” papar Tessa Wijaya, COO Xendit.
Salah satu contoh kolaborasi antara fintech dan LKM adalah penggunaan solusi pembayaran Xendit pada platform koperasi simpan pinjam untuk membantu operasional mereka di daerah. Umumnya, Koperasi Simpan Pinjam membutuhkan platform digital untuk mempermudah anggota dalam melakukan transaksi secara online. Pada platform inilah koperasi juga membutuhkan solusi kanal pembayaran yang memudahkan anggotanya untuk membayar iuran wajib, iuran pokok, dan cicilan pinjaman.
Baca juga: 3 Hal Penting Sebelum Melakukan Aktivitas Day Trading
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Xendit Group memfasilitasi berbagai metode pembayaran, mulai dari bank transfer, QRIS, hingga e-wallet, agar anggota koperasi bisa memilih kanal pembayaran yang diinginkan, dan Xendit Group menjembatani proses transfer dana dari dan ke 140+ bank di Indonesia, serta ewallet. Infrastruktur pembayaran ini membantu operasional koperasi agar bisa menjadi lebih efektif dan efisien dibandingkan proses manual.
“Solusi teknologi yang ditawarkan Xendit Group bertujuan untuk meratakan akses keuangan agar lebih inklusif dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Melalui upaya kolaboratif ini, kami ingin memudahkan LKM untuk memperluas jangkauannya dan memberdayakan penduduk Indonesia serta para penggerak UMKM untuk dapat berkembang lebih jauh dengan instrumen finansial yang tepat. Sebagai salah satu grup fintech terdepan di Indonesia, kami percaya bahwa komitmen Xendit Group dapat terwujud melalui kerjasama dengan berbagai pihak,” tutup Tessa Wijaya.