Trendtech, Jakarta – Indonesia memiliki potensi yang besar menjadi digital hub di Asia jika mampu mengkapitalisasi keunggulan yang dimilikinya di masa depan.
“Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia, yaitu sekitar 280 juta jiwa yang menjadikannya sebagai pasar besar bagi industri digital. Belum lagi posisi geografis yang strategis dan infrastruktur digital serta talenta tengah banyak dibangun, yang membuat Indonesia cukup punya modal sebagai digital hub di Asia,” ungkap Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin, kala membuka diskusi “Strategi Indonesia sebagai Digital Hub Asia” dalam rangka HUT Ke-12 IndoTelko, di Jakarta Rabu (6/12/2023).
Menurutnya, sudah selayaknya Indonesia lebih serius mengambil posisi sebagai digital hub Asia karena akan memberikan berbagai manfaat bagi negeri ini, antara lain meningkatkan perekonomian, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing di dunia internasional.
“Saya berharap pemimpin Indonesia untuk lima tahun mendatang lebih serius merealisasikan Indonesia sebagai digital hub Asia, karena sudah terbukti ketika masa pandemi lalau, negara-negara yang memiliki infrastruktur digital mumpuni bisa bertahan, bahkan tetap tumbuh ekonominya,” katanya.
Baca juga: Indosat Ooredoo Hutchison dan Ericsson Selesaikan Transformasi CS Core Secara Nasional
Menurutnya lagi, untuk mewujudkan Indonesia sebagai digital hub Asia, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Sudah saatnya pemerintah mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pembangunan infrastruktur digital, melakukan simplifikasi regulasi yang menghambat pembangunan infrastruktur digital, serta mendorong kerja sama antara operator telekomunikasi dan penyedia layanan digital.
Tak lupa, Masyarakat ditingkatkan literasi dan kompetensinya dalam memanfaatkan dunia digital sehingga Indonesia benar-benar akan semakin siap untuk menjadi digital hub Asia.
Ketua Umum Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Ririek Adriansyah mengingatkan pemiliki pelanggan yang terbesar tidak selalu menjadi hub dari regional, ada hal lain yang diperlukan seperti dukungan infrastruktur yang baik, ease of doing business, serta regulasi yang mendukung pertumbuhan industri yang sehat dan berkelanjutan.
“Diperlukan usaha yang sungguh-sungguh serta dukungan dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan khususnya pemerintah, yaitu berupa kebijakan atau insentif yang dapat mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi, serta meningkatkan kemampuan penyelenggara telekomunikasi untuk melakukan investasi infrastruktur digital, guna meningkatkan daya saing digital indonesia terhadap negara lain, baik di Asia maupun tingkat dunia,” katanya.
Diingatkannya, pemerintah juga perlu mengatur penempatan data di Indoensia, tidak hanya untuk penyelenggara sistem elektronik lingkup publik, namun juga penyelenggara sistem elektronik lingkup privat. Hal ini untuk memastikan pemerintah memiliki kendali terhadap data yang merupakan the new oil, dan sejalan dengan prinsip perlindungan dan pemanfaatan data yang tercantum dalam UU Perlindungan Data Pribadi.
Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Wayan Toni Supriyanto menegaskan pemerintah berupaya untuk mendorong kekuatan transformasi digital di berbagai sektor dengan pemanfaatan teknologi komunikasi generasi terkini, yakni melalui perluasan jaringan 4G sampai ke pelosok desa, penerapan teknologi 5G sebagai teknologi telekomunikasi seluler terkini, hingga pemanfaatan low earth orbit satellite.
“Hal yang perlu ditekankan bahwa Kominfo akan menjadi orkestrator di sektor TIK untuk mendorong upaya-upaya penguatan transfomasi digital dan penguatan ekonomi digital untuk mewujudkan Indonesia sebagai digital hub Asia,” kata Wayan Toni.
Plt. Direktur Layanan TI Masyarakat dan Pemerintah BAKTI – Kominfo Yulis Widyo Marfiah mengungkapkan peran BAKTI yaitu mempercepat perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet.
Kedua persiapan roadmap transformasi digital di sektor strategis yang dimana kita juga berkolaborasi dengan industri telekomunikasi. Ketiga adalah percepat integrasi pusat data nasional. Keempat menyiapkan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital secepat-cepatnya, dan langkah kelima menyiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
Sampai saat ini BAKTI membangun program BTS, Satria dan AI sebagai bagian dari Renstras Kominfo.
“Pada tahun 2022-2024 kita merencanakan palapa ring terintegrasi, dan juga tahun 2025 dengan satria di sini tapi melihat kebijakan fiskal pemerintah,” katanya.
CEO CFU Wholesale & International Business Telkom Bogi Witjaksono mengatakan, pihaknya memiliki beberapa inisiatif membangun ekosistem digital sebagai bagian daripada membangun hub digital di Asia.
Pertama, Telkom sangat agresif mengembangkan data center yang ada di luar negeri maupun domestik sampai dengan data center di daerah-daerah.
Kedua, Telkom juga membangun beberapa inisiasi kabel bawah laut yang hubungkan benua barat dan timur untuk jadi satu kesatuan lingkaran (belt) yang terhubung dengan Indonesia.
Bogi menambahkan, Telkom Group inisiatifnya dibagi dua sebagai bagian membentuk value preposition yang unik dalam ekosistem digital.
“Pertama, inisiasi untuk memperkuat konektivitas internasional. Kedua, mengintegrasikan seluruh data center sebagai bagian ekosistem digital dan jadi satu bagian dari ekosistem hub data di Indonesia. Ini semua kami kerjakan dalam satu kesatuan ekosistem untuk membentuk satu hub konektivitas data,” kata Bogi.
Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan meski kondisi geopolitik dan ekonomi dunia yang kurang menguntungkan, serta digital winter yang berkepanjangan, ekonomi digital RI dalam 5 tahun ke depan diperkirakan terus tumbuh double digit dengan CAGR 11,6 persen didorong oleh berbagai bisnis vertical dan horisontal.
Bisnis vertical yang akan mendorong pertumbuhan adalah yang erat dengan kebutuhan utama pelanggan. Misalnya healthtech, edutech, fintech, e-commerce. logistic, hospitality, leisure economic dan agritech.
Sedangkan bisnis horisontal seperti IoT, Cloud, Big Data, AI, dan cyber security juga tumbuh double digit karena kebutuhan transformasi digital yang cepat diperlukan oleh bisnis agar terus tumbuh.
Pertumbuhan pesat digital economy Indonesia ini didorong oleh beberapa tren konsumen, antara lain pertama adalah modal total populasi di negara kita sekitar 280 juta jiwa yang didominasi digital native.
Pada 2025 kota selain kota besar, atau kota tier 2 dan 3 akan menjadi kekuatan ekonomi baru dan jadi kontributor utama yang memiliki porsi lebih besar dalam ekonomi digital Indonesia yang didukung infrastruktur digital akses internet yang handal.
Pertumbuhan vertikal baru dalam next wave digital yang ditunjang enabler teknologi baru untuk memenuhi kebutuhan kosumen yang belum dapat dipenuhi terutama di bidang keuangan, pendidikan, kesehatan.
“Hal ini menunjukkan Indonesia memiliki banyak potensi menjadi inti dari ekosistem digital di Asia,” kata Hendri.
Ia menambahkan, secara keseluruhan Telkomsel telah memiliki berbagai bisnis yang siap mentransformasi Indonesia pada setiap layer digital, bisa konektivitas, bisa platform, dan tentunya digital service, cyber security, sustainability, atau green technology, dan future tech capabilities seperti big data dan AI merupakan fondasi Telkomsel menyediakan layanan.
Sementara Director and Chief Business of Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah menyatakan, Indosat menangkap peluang di Asia Tenggara Indonesia punya potensi luar biasa.
Diungkapkannya, strategi Indosat yakni dengan mendominasi pasar lokal dan memaksimalkan 5G, dan cloud computing untuk warga Indonesia.
“Sudah jelas kami punya program connectivity, managed services, security, international channel, international sales, customer experience dan bagaimana kami optimalisasi data center, edge computing, 5G, baik aplikasi maupun services. Indosat will become the most preferred digital network in Indonesia, kita deliver world class experience, kita connecting and empowering every Indonesians dengan cara spirit gotong royong,” katanya.
President Director & CEO XL Axiata Dian Siswarini mewujudkan Indonesia sebagai digital hub Asia sejalan dengan tujuan XL Axiata untuk mendekatkan dunia dengan konektivitas dengan cara yang simpel untuk kehidupan yang lebih baik.
“Untuk mencapai tujuan kami tersebut dimana saat yang bersamaan mendukung mewujudkan Indonesia sebagai digital hub di Asia dan mendukung visi pemerintah Making Indonesia 4.0 kami melakukan berbagai pergelaran infrastruktur untuk layanan seluler dan konvergensi,” katanya.
Strategi tersebut antara lain, penyediaan infrastruktur BTS di berbagai wilayah di Indonesia yang hingga saat ini mencapai lebih dari 160.000 BTS, pembangunan lebih dari 160.000 km jaringan fiber optik.
Kemudian, penggelaran layanan jaringan 5G di berbagai area di Indonesia, saat ini total layanan 5G XL di 80 area. Selanjutnya, mendukung pemerintah untuk penyediaan jaringan di lebih dari 1.300 desa 3T.
“Serta di segmen FTTH XL Axiata telah memiliki 1,5 juta homepassdan menargetkan menambah 5 juta homepass dalam 5 tahun ke depan,” lanjut Dian.
Selanjutnya, XL Axiata juga terus memperluas upaya mendorong adopsi teknologi digital di masyarakat. Antara lain melalui aplikasi, mobile convergence XL Satu, program solusi untuk UMKM, hingga program pemberdayaan masyarakat.
“Program-program yang kami lakukan tersebut merupakan wujud kesiapan dan komitmen kami di PT XL Axiata untuk mendukung pemerintah mewujudkan negara kita sebagai digital nation,” pungkas Dian.
Commerce Director Lintasarta Fitrah Muhammad mengatakan Lintasarta melihat ada tiga fokus yang bisa dikontribusikan untuk mewujudkan kerangka dalam digital roadmap Indonesia, yakni dari sisi infrastruktur, adopsi teknologi dan taleta digital.
“Kami yakin dengan berbagai industri yang berkembang, Lintasarta dapat mengambil andil membentuk masa depan RI dengan membangun dan memberdayakan ekosistem teknologi dan membantu usaha-usaha di Indonesia melayani pelannggannya dengan teknologi terkini,” lanjutnya.
Sedangkan Chief Technology Officer Huawei Mohamad Rosidi percaya perjalanan Indonesia menuju pusat digital di Asia tergantung pada tiga faktor utama. Yaitu, sinergi para pemangku kepentingan digital, infrastruktur jaringan yang berkembang pesan dan inklusif, serta rencana strategik TIK itu sendiri.
Baca juga: Ekonomi Digital Melambat, Talenta Digital Dituntut Makin Kompeten
“Rencana strategis di bidang tekologi informatika dan komunikasi, juga berperan penting dalam membentuk masa depan Indonesia sebagai pusat digital. Dengan mempriortaskan literasi digital, riset and development, serta keamanan langkah-langkah siber, Indonesia terus membangun landasan yang kuat untuk digital masa depan. Yang terakhir, dan mungkin ini yang paling penting. Indonesia tidak hanya memiliki visi transformasi digital namun juga transformasi ramah lingkungan. Indonesia bertujuan untuk mencapai net zero emisson di tahun 2060, komitmen yang sangat baik dan untuk membangun Indonesia yang lebih digital, terhubung sepenuhnya, dan hijau,” katanya.
Pendiri Indonesia Digital Society Forum (IDSF) Muhammad Awaluddin mengatakan kehadiran infrasturktur digital yang andal akan memberikan banyak manfaat ke sektor lainnya, seperti transportasi.
Menurut Awaluddin, dengan mengintegrasikan moda transportasi dan memanfaatkan teknologi cerdas di dalamnya akan bisa memastikan penciptaan sistem yang interoperabel dan kita bisa membuka pintu menuju masa depan transportasi yang lebih efisien efektif dan berkelanjutan.
“Mari kita bersama-sama berkontribusi pada satu revolusi dan transformasi yang positif dalam konteks transformasi digital di Indonesia dan sekaligus dalam aspek yang lebih mengedepankan bagaimana membuat sistem transportasi yang lebih baik, efektif efisien menuju pencapaian Indonesia Emas di tahun 2045,” pungkas Awaluddin.**