Trendtech, Jakarta – Industri teknologi terus mengalami evolusi pesat, terutama dalam pengembangan perangkat dengan layar fleksibel. Setelah tren perangkat lipat mendominasi pasar, kini produsen mengeksplorasi inovasi lebih lanjut seperti layar gulung, desain multi-lipat, dan smartphone ultra-tipis. Teknologi ini tidak hanya menawarkan fleksibilitas dan efisiensi, tetapi juga menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih futuristik dan fungsional.
Layar OLED Gulung: Transformasi Desain Futuristik
Teknologi layar OLED gulung menjadi langkah revolusioner dalam pengembangan perangkat modern. Tidak seperti ponsel lipat yang bergantung pada engsel, layar gulung memungkinkan tampilan yang dapat diperluas atau ditarik dengan mulus tanpa lipatan permanen. Ini mengatasi masalah utama pada layar lipat, seperti bekas lipatan dan ketahanan dalam penggunaan jangka panjang.
Baca juga: Galaxy S25 Hadirkan Fitur Galaxy AI Terbaru dan Lebih Baik
Laptop dan TV dengan Layar Gulung
Perangkat layar gulung pertama yang menarik perhatian dunia adalah LG Signature OLED TV R, yang diperkenalkan pada tahun 2019. TV ini dapat digulung ke dalam alasnya, memberikan fleksibilitas tampilan penuh, tampilan garis, atau tampilan nol. Sayangnya, harga yang mencapai $100.000 membuatnya kurang terjangkau, hingga akhirnya LG menghentikan produksinya pada 2024.
Di kategori laptop, Lenovo ThinkBook Plus G6 Rollable mencuri perhatian di CES 2025. Laptop ini memiliki layar 14 inci yang dapat diperpanjang hingga 16,7 inci, memungkinkan pengguna menikmati pengalaman multitasking lebih luas. Dengan banderol harga $3.499, perangkat ini menjadi langkah awal menuju era laptop layar gulung yang lebih praktis.
Ponsel Gulung: Masa Depan Smartphone Fleksibel
Tren ponsel gulung semakin menarik perhatian dengan inovasi dari berbagai produsen besar, termasuk Samsung, Tecno, Oppo, dan Motorola. Ponsel jenis ini menawarkan fleksibilitas dalam ukuran layar tanpa mengorbankan portabilitas.
Salah satu yang menonjol adalah Tecno Phantom Ultimate, yang memiliki layar 6,55 inci yang dapat diperpanjang menjadi 7,11 inci dalam 1,3 detik. Sementara itu, Samsung telah memamerkan prototipe ponsel gulungnya dengan layar yang bisa diperbesar hingga lebih dari 12 inci, lengkap dengan teknologi kamera di bawah layar untuk tampilan yang lebih seamless.
Jika dikembangkan lebih lanjut, teknologi ini bisa menjadi revolusi baru dalam dunia ponsel pintar, menggabungkan ukuran layar luas dan desain yang tetap ramping.
Perangkat Multi-Lipat: Inovasi di Dunia Foldable
Selain layar gulung, konsep ponsel multi-lipat juga semakin berkembang. Dengan lebih dari satu engsel, perangkat ini memungkinkan berbagai konfigurasi penggunaan, menjadikannya lebih fleksibel dibandingkan ponsel lipat konvensional.
Huawei meluncurkan Mate XT Ultimate pada September 2024, ponsel lipat tiga dengan layar 10,2 inci saat dibuka sepenuhnya. Meskipun menghadapi tantangan daya tahan dan harga tinggi ($2.800), perangkat ini membuktikan bahwa teknologi multi-lipat semakin mendekati kenyataan.
Samsung juga dikabarkan akan merilis ponsel lipat tiga bersamaan dengan Galaxy Z Fold 7 pada tahun 2025, memperkuat tren ponsel lipat generasi terbaru.
Smartphone Ultra-Tipis: Elegan dan Portabel
Selain layar gulung dan desain lipat, tren smartphone ultra-tipis kembali populer. Produsen seperti Samsung dan Apple berlomba menghadirkan perangkat yang ramping tanpa mengorbankan performa.
Samsung memperkenalkan Galaxy S25 Edge pada acara Galaxy Unpacked 2025 sebagai salah satu ponsel tertipis di dunia. Dengan ketebalan hanya 6,4 mm di bagian tertipisnya, ponsel ini tetap memiliki performa tinggi berkat chipset Snapdragon 8 Elite SoC. Selain itu, dengan kamera ganda dan baterai 3.786 mAh, perangkat ini membuktikan bahwa desain tipis tetap bisa bertenaga.
iPhone 17 Air: Terobosan Apple dalam Desain Ramping
Apple juga dikabarkan akan merilis iPhone 17 Air, yang diprediksi memiliki ketebalan antara 5,5 mm hingga 6 mm. Smartphone ini akan dibekali layar OLED 6,6 inci dan prosesor A19 Bionic, menjadikannya salah satu iPhone tertipis dalam sejarah. Meskipun baterainya kemungkinan lebih kecil, Apple diperkirakan akan mengandalkan efisiensi daya yang lebih baik untuk tetap memberikan performa maksimal.
Baca juga: Samsung Menggoda Penggemar dengan Galaxy S25 Edge yang Ultra-Tipis
Tantangan dan Masa Depan Teknologi Layar Fleksibel
Meski inovasi ini sangat menjanjikan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi produsen, seperti ketahanan layar fleksibel, biaya produksi tinggi, dan daya tahan engsel. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi material dan teknik manufaktur, harga perangkat ini diprediksi akan lebih terjangkau dalam beberapa tahun ke depan.
Teknologi layar gulung, desain multi-lipat, dan smartphone ultra-tipis adalah langkah besar dalam evolusi perangkat elektronik. Seiring kemajuan dalam material dan manufaktur, perangkat ini akan semakin canggih, lebih terjangkau, dan akhirnya menjadi bagian integral dari kehidupan digital kita.
Bagaimana menurut Anda? Apakah teknologi ini akan menjadi tren utama di masa depan? Berikan pendapat Anda di kolom komentar!