Trendtech, Jakarta – Apple terus berinovasi, dan kali ini mereka menghadirkan Adaptive Power – fitur cerdas berbasis AI di iOS 26 yang dirancang untuk memperpanjang umur baterai iPhone. Namun, ada trade-off: pengguna mungkin merasakan sedikit penurunan performa saat sistem bekerja menghemat daya. Apakah ini harga yang layak dibayar untuk baterai yang lebih awet?
Fitur ini bisa menjadi pembeda penting, terutama untuk iPhone 17 Air yang kabarnya hanya dibekali baterai 2.800mAh—kapasitas jauh lebih kecil dibandingkan pesaingnya.
Baca juga: Apa yang Membuat Infinix GT 30 Pro Menjadi Ponsel Gaming Bujet Paling Serius Saat Ini?
Apple memang dikenal dengan efisiensi hardware-software-nya, tetapi kapasitas baterai tetap jadi tantangan. iPhone 17 Air yang super tipis (5,5mm) dikabarkan mengorbankan kapasitas baterai demi desain ramping. Bandingkan dengan Galaxy S25 Edge (5,8mm) yang tetap bisa menampung baterai 3.900mAh berkat optimisasi chip Snapdragon 8 Elite.
Di sisi lain, banyak smartphone China sudah melompat ke baterai 6.000mAh+ dengan teknologi silikon-karbon—sesuatu yang belum diadopsi Apple. Di sinilah Adaptive Power bisa menjadi senjata rahasia Apple.
Fitur ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk:
- Mengatur alokasi daya berdasarkan kebiasaan pengguna.
- Menonaktifkan proses latar belakang yang tidak penting.
- Menyesuaikan kinerja chip saat baterai menipis.
Jika dioptimalkan dengan baik, iPhone 17 Air bisa tetap bertahan seharian meski baterainya lebih kecil. Namun, pertanyaannya: Akankah pengguna rela mengorbankan performa demi daya tahan baterai?
Baca juga: Review realme GT 7T 5G: Smartphone Tangguh, Stylish, dan Performa Gahar
Sehebat apa pun teorinya, efektivitas Adaptive Power harus dibuktikan di dunia nyata. Apakah fitur ini benar-benar bisa mengimbangi keterbatasan baterai iPhone 17 Air? Kami tak sabar untuk mengujinya nanti!
Apa pendapatmu? Bagaimana menurutmu strategi Apple ini—apakah solusi AI cukup untuk mengatasi masalah baterai? Beri tahu kami di kolom komentar!