GenAI Merevolusi Sektor Keuangan Indonesia, Namun Jalan Menuju Kesuksesan Masih Berliku

Fintech|November 5, 2025|
GenAI Merevolusi Sektor Keuangan Indonesia, Namun Jalan Menuju Kesuksesan Masih Berliku

Trendtech, Jakarta – Gelombang Kecerdasan Buatan Generatif (GenAI) kini semakin deras menerpa industri jasa keuangan. Namun, di balik antusiasme yang tinggi, tersimpan sebuah realita: kesuksesan jangka panjang transformasi ini tidak hanya bergantung pada model AI yang canggih, melainkan pada fondasi infrastruktur digital dan ketersediaan talenta yang mumpuni.

Hal ini terungkap dalam laporan Financial Services Enterprise Cloud Index (ECI) edisi ketujuh dari Nutanix. Studi tersebut menunjukkan bahwa adopsi GenAI di sektor keuangan Indonesia berlangsung sangat cepat, dengan 51% lembaga keuangan telah mengintegrasikannya dalam operasional sehari-hari.

GenAI tidak lagi sekadar wacana atau proyek percobaan. Mayoritas pemimpin di industri ini percaya bahwa solusi GenAI adalah kunci untuk membuka pintu produktivitas, otomatisasi, dan efisiensi yang lebih besar. Nilainya telah melampaui fungsi dasar seperti chatbot dan pembuat konten.

Baca juga: Inflection AI dan Intel Luncurkan Sistem Enterprise AI

Riset Nutanix mengonfirmasi hal ini. Sebanyak 49% pemimpin bisnis sektor jasa keuangan di Indonesia memprioritaskan GenAI untuk meningkatkan layanan pelanggan. Yang lebih menggembirakan, 34% di antaranya sudah melaporkan manfaat nyata dari implementasinya. Bahkan, 27% lembaga mengakui potensi GenAI untuk menciptakan produk dan layanan finansial yang benar-benar baru.

“Banyak lembaga sudah merasakan manfaat nyata, mulai dari membuat tugas sehari-hari dengan lebih efisien, hingga mendorong batasan dengan ide-ide produk baru,” ujar Robert Kayatoe, Indonesia Country Manager Nutanix.

Meski adopsinya luas, perjalanan menuju pemanfaatan GenAI yang matang tidaklah mulus. Organisasi jasa keuangan menghadapi sejumlah tantangan signifikan, seperti risiko hallucination (AI menghasilkan informasi yang salah), bias algoritma, hingga kekhawatiran akan privasi data dan keamanan siber.

Yang paling krusial, studi ini menemukan dua hambatan utama:

  1. Infrastruktur yang Belum Siap: Sebanyak 92% responden global menyatakan bahwa infrastruktur IT mereka perlu ditingkatkan untuk mendukung aplikasi cloud-native dan kontainer yang menjadi tulang punggung GenAI. Tantangan portabilitas aplikasi dan data yang terpisah-pisah masih menjadi penghalang besar.

  2. Kesenjangan Talenta yang Mendalam: Hampir seluruh responden (98%) mengalami kesulitan memindahkan proyek GenAI dari tahap uji coba ke produksi. Penyebab utamanya adalah kurangnya tenaga ahli IT dan masalah integrasi. Meski 62% perusahaan aktif memburu talenta GenAI, pelatihan dan upskilling karyawan tetap menjadi kebutuhan mendesak.

Kekhawatiran keamanan juga sangat tinggi, dengan 97% responden mengakui bahwa organisasi mereka harus lebih giat dalam mengamankan model dan aplikasi GenAI.

Hybrid Multicloud: Fondasi untuk Masa Depan yang Cerdas

Menjawab kompleksitas ini, Robert Kayatoe menekankan pentingnya fondasi infrastruktur yang tepat. “Di Nutanix, kami yakin hybrid multicloud dan kontainerisasi adalah fondasi yang penting bagi kesuksesan GenAI, sebab keduanya akan memberikan kelincahan, skalabilitas, dan keamanan yang dibutuhkan untuk berinovasi secara bertanggung jawab.”

Pendekatan ini memungkinkan lembaga keuangan untuk menjalankan beban kerja GenAI di lingkungan yang paling optimal, baik on-premise untuk data yang sangat sensitif maupun di cloud publik untuk kebutuhan skalabilitas, tanpa mengorbankan keamanan dan tata kelola.

Baca juga: Cloudera Rilis Asisten AI Baru untuk Mendorong Efisiensi bagi Praktisi Data

Investasi Jangka Panjang dengan Harapan Keuntungan Masa Depan

Para pemimpin industri tampaknya memahami bahwa transformasi ini adalah sebuah maraton, bukan lari cepat. Laporan Nutanix menunjukkan bahwa 58% responden berharap dapat menuai keuntungan dari investasi GenAI dalam jangka waktu satu hingga tiga tahun ke depan. Ini mencerminkan pandangan yang realistis dan strategis, di mana kesabaran dan investasi berkelanjutan dalam infrastruktur dan manusia akan menentukan pemenang di era AI.

Dukungan yang kuat dari infrastruktur hybrid multicloud dan strategi pengembangan talenta yang berkelanjutan bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi setiap lembaga keuangan yang ingin memimpin dengan penuh keyakinan di era baru yang digerakkan oleh AI.

By Published On: November 5, 2025Categories: FintechTags: