Trendtech, Jakarta – Talenta adalah tulang punggung sebuah industri untuk itu Asosiasi Game Indonesia (AGI) bekerja sama dengan Agate Academy meluncurkan sebuah program baru bertajuk Game Talent Indonesia atau Game Talent ID.
Game Talent ID adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk memperkecil gap antara lulusan akademik dengan industri melalui berbagai program seperti webinar, magang hingga kompetisi pengembangan game. Program ini dilaksanakan dengan membentuk sebuah aliansi antara institusi akademik seperti universitas, politeknik, dan institusi vokasional dengan industri yang diwakili oleh AGI yang merupakan asosiasi industri dan Agate Academy.
Baca juga: Mengenal Free Fire World Series, Kompetisi Esports Tingkat Dunia dari Garena
Inisiatif ini sendiri diluncurkan pada tanggal 8 Maret 2021 kemarin melalui sebuah gathering perdana yang digelar secara virtual, dan dilanjutkan dengan konferensi pers yang digelar hari ini, 10 Maret 2021 di channel YouTube AGI dan Agate Academy. Gathering ini sendiri dihadiri oleh perwakilan 18 perguruan tinggi anggota pertama Game Talent ID yang memiliki jurusan di bidang game, atau yang beririsan dengan pengembangan game antara lain: BINUS Bandung, Universitas Pasundan, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Universitas Negeri Malang, Institut Pertanian Bogor, STMIK & Politeknik LPKIA, Universitas Multimedia Nusantara, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Universitas Telkom, Sekolah Tinggi Multi Media MMTC, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Brawijaya, ITB DKV, Universitas Ciputra, Universitas Amikom Yogyakarta, BINUS @Syahdan / Greater Jakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, ITB SBM.
“Game Talent ID adalah sebuah program yang tujuannya untuk menyatukan para akademisi dengan pelaku industri,” ungkap Cipto Adiguno, Ketua Umum dari AGI.
“Hal ini dilakukan supaya usaha-usaha AGI dalam mengembangkan talenta di industri game bisa lebih merata,” lanjutnya.
“Agate dulu dibentuk oleh para mahasiswa pada tahun 2009, dan dengan Game Talent ID ini kita melengkapi full circle dengan membantu rekan-rekan akademisi untuk membuat program bagi mahasiswanya,” ungkap Aditia Dwiperdana, Vice President of Talent dari Agate.
“Ini juga sesuai dengan mimpi kita sejak dulu, yaitu bagaimana merangkul lebih banyak orang lagi untuk terjun di industri game,” lanjutnya.
AGI dan Agate Academy sendiri sudah menyiapkan beberapa program di bawah bendera Game Talent ID ini. Pertama, ada webinar yang membahas tentang industri game dan tren teknologi game saat ini yang diperuntukkan dengan dosen. Diharapkan dengan adanya webinar ini, dosen akan terus up to date dengan perkembangan industri game, dan bisa memperkaya pengetahuan mahasiswanya.
Program lain yang disiapkan adalah diskusi mengenai kurikulum yang melibatkan institusi akademi dengan pelaku industri. Diskusi ini diharapkan bisa menyelaraskan kurikulum pendidikan yang ada dengan kebutuhan industri, sehingga bisa memaksimalkan serapan lulusan akademik di industri game. Begitu pula dari sisi industri, hal ini bisa semakin memudahkan pelaku industri untuk mendapatkan talenta sesuai dengan yang diharapkan.
Bagi mahasiswa yang memiliki ide game, atau purwarupa game yang sudah bisa dimainkan, satu program lain yang disiapkan adalah Oh My Game (OMG) Pitch Your Idea. Program yang awalnya diinisiasi oleh AGI dengan Asprodi DKV ini memberikan “panggung” kepada para mahasiswa untuk mempresentasikan ide atau purwarupa game yang mereka buat, yang nantinya akan dikomentari oleh para pelaku industri game.
Selain tiga program di atas, ada juga beberapa program lain seperti kursus online DiLo Game Academy, program magang di industri game, kuliah tamu, hingga kompetisi pengembangan game. Semua program ini bisa diikuti oleh institusi pendidikan yang sudah tergabung dan menandatangani nota kesepahaman dengan Game Talent ID.
Baca juga: Game MMORPG ArcheAge Luncurkan Server Baru
Dalam gathering perdana Game Talent ID, beberapa perwakilan institusi pendidikan mengungkapkan harapannya akan program baru ini.
“Semoga melalui Game Talent Indonesia akan menghasilkan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia di bidang game, sehingga bisa menghasilkan karya-karya yang dapat memperkenalkan Indonesia,” ungkap Evawaty Tanuar, Ketua Program Studi Teknik Informatika dari Binus Bandung. “Besar harapan kami, kolaborasi ini bisa mempercepat terwujudnya program link and match antara akademisi dan industri yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,” ungkap Rizky Yuniar, Ketua Program Studi Teknologi Game dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.