AiDEA Weeks 2025: Menyambut Era Baru AI Lewat Edukasi, Dialog, dan Kolaborasi

Trendtech, Jakarta – AiDEA Weeks 2025 (AiW) resmi digelar dan menjadi forum publik yang menjembatani perkembangan teknologi kecerdasan buatan dengan masyarakat luas. Mengangkat tema “Embracing The New Age of AI”, acara ini dirancang untuk membantu publik memahami, berdialog, dan beradaptasi dengan perubahan besar yang dihadirkan Artificial Intelligence (AI) dalam kehidupan sehari-hari, dunia kerja, hingga sektor kreatif.
Pada minggu perdananya, AiDEA Weeks 2025 menghadirkan tiga sesi diskusi utama yang membahas bagaimana AI mengubah masa depan profesi, produksi kreatif, hingga produktivitas manusia. Setiap sesi mempertemukan ahli, praktisi, hingga pelaku industri untuk menunjukkan cara memanfaatkan AI secara bijak, bertanggung jawab, dan bernilai nyata bagi perkembangan ekosistem digital Indonesia.
Baca juga: Cisco dan NVIDIA Percepat Revolusi AI dengan Inovasi Terbaru untuk Neocloud, Perusahaan, dan Telekomunikasi
Sesi 1: Future Jobs & Making Money in The Age of AI
Perkembangan AI memunculkan dua reaksi besar: optimisme dan kecemasan. Di satu sisi, AI dianggap bisa menggantikan pekerjaan manusia. Namun, di sisi lain, teknologi ini justru membuka peluang karier baru, termasuk profesi yang belum pernah ada sebelumnya.
Sesi ini menghadirkan: Pandu Truhandito, Founder Madya.id, William Jakfar, Founder BelajarGPT, Andin Rahmana, Academic & Community Manager Purwadhika dan Moderator: Ghulam Zaidan, Founder DOTS Ai Lab
Para pembicara menegaskan pentingnya kemampuan prompt engineering sebagai keterampilan baru dalam dunia kerja. Ini bukan sekadar menggunakan AI, tetapi memberi konteks, arahan, dan logika agar sistem AI menghasilkan output yang tepat dan relevan.
“Jangan hanya jadi pengguna AI biasa. Harus paham problem yang ingin diselesaikan, agar efeknya nyata dan berkelanjutan,” ujar Pandu Truhandito.
Selain itu, sektor SDM juga ditantang untuk mempersiapkan tenaga kerja yang mampu menjadikan AI sebagai alat produktivitas sekaligus sumber nilai ekonomi baru, bukan sebagai ancaman.
Sesi 2: How AI Impacts & Supercharge Creative Production
AI juga membawa perubahan besar dalam industri kreatif. Teknologi ini memberikan efisiensi dalam ideasi hingga produksi, namun tetap menimbulkan pertanyaan mengenai orisinalitas dan sentuhan personal.
Mengacu pada laporan Adobe Future of Creativity (2023):
- 60% kreator digital merasakan AI mempercepat proses kreativitas
- 45% kreator masih khawatir kehilangan identitas artistik
- Sesi ini dimoderatori oleh Daniel Riswandi (Rizvisual Shutterstock ID), dengan narasumber: Kevin Mahesa, Sr Art Director Dentsu Creative, Brilian Fairiandi, CEO & Founder Imajik
Menurut Kevin, AI dapat membantu dalam storytelling dan validasi data dalam proses kreatif.
“Misalnya membawa ide atau data ke ChatGPT untuk mengecek relevansinya. Itu mempercepat proses campaign,” jelas Kevin.
Sementara Brilian mengingatkan bahwa hasil AI tetap harus dikontrol oleh sense kreator.
“AI itu tidak bisa langsung jadi. Standarnya tetap kita yang tentukan. Taste dan knowledge tetap nomor satu,” tuturnya.
Sesi 3: AI for Better Productivity & Growth
Sesi ketiga membahas bagaimana AI membantu meningkatkan produktivitas kerja di tengah tuntutan dunia profesional yang serba cepat.
Pembicara:
Indira Naratisa, Sr Content Operations Manager TikTok
Buchara Runyandra, Content & Campaign Specialist Ogilvy
Bontot Pandawa, CEO & Founder Videoin.id
Moderator: Ignatius Hendrik, Committee Lead AiW / Pranala Social
Diskusi ini menegaskan bahwa AI adalah mitra, bukan pengganti manusia. Yang terpenting adalah bagaimana manusia tetap mempertahankan empati, intuisi, dan humanitas dalam proses kerja.
“AI bisa memperkuat logika, tapi tidak akan pernah menggantikan humanity, feeling, dan experience manusia,” ujar Buchara.
Baca juga: Lenovo Hadirkan Solusi AI untuk UKM Indonesia, Wujudkan Inovasi Tanpa Ribet
AiDEA Weeks 2025 berhasil membuka ruang dialog sehat antara teknologi dan manusia. Acara ini menegaskan bahwa masa depan bukan tentang manusia vs AI, melainkan manusia bersama AI. Kuncinya ada pada edukasi, kesiapan keterampilan, dan kolaborasi lintas sektor.
Dengan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan, Indonesia berpeluang besar menjadi negara yang bukan hanya menggunakan AI, tetapi berkontribusi pada pengembangan AI yang beretika dan progresif.

