Ancaman Siber Makin Canggih, Saatnya Beralih ke Keamanan Berbasis AI

Trendtech, Jakarta – Di era digital yang terus berkembang, kejahatan siber tidak lagi sekadar tentang virus atau malware biasa. Kini, ancaman siber telah berevolusi menjadi lebih cerdas, bahkan mampu mengeksploitasi sisi psikologis manusia. Social engineering, deepfake, dan serangan berbasis AI menjadi tantangan baru yang membutuhkan solusi lebih canggih.
Laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan bahwa tahun 2025 akan diwarnai oleh dua jenis serangan utama: teknis dan sosial. Serangan teknis seperti phishing, malware adaptif, dan DDoS berbasis AI semakin sulit dideteksi. Sementara itu, serangan sosial seperti penipuan online, disinformasi, dan konten ilegal memanfaatkan kelemahan emosional manusia.
Baca juga: Lenovo & Formula 1®: Kolaborasi Berbasis AI untuk Operasional Balap Lebih Cerdas
“Ancaman siber kini berkembang seperti entitas hidup—belajar, beradaptasi, dan menyerang dengan presisi. Hanya sistem keamanan berbasis AI yang mampu melawannya,” tegas Muhammad Haikal Azaim, Cybersecurity Operations and Detection Manager PT Datacomm Diangraha.
Teknologi Artificial Intelligence (AI) tidak hanya dimanfaatkan oleh penjahat siber, tetapi juga menjadi senjata utama pertahanan. Keamanan berbasis AI mampu:
- Mendeteksi ancaman secara real-time dengan analisis perilaku
- Mengidentifikasi serangan phishing & scam dengan akurasi tinggi
- Mengotomatiskan respons ancaman dalam hitungan detik
- Melindungi reputasi bisnis dari manipulasi sosial
Sebuah laporan dari Team8 mengungkapkan bahwa 1 dari 4 CISO telah mengalami serangan berbasis AI dalam setahun terakhir. Sayangnya, banyak organisasi masih mengandalkan sistem keamanan konvensional yang tidak lagi memadai.
Sebagai jawaban atas tantangan ini, PT Datacomm Diangraha menghadirkan DTrust, solusi Managed Security Service Provider (MSSP) berbasis cloud yang didukung AI. Dengan teknologi mutakhir, DTrust mampu:
- Mengantisipasi serangan sebelum terjadi
- Mengisolasi ancaman secara otomatis
- Memberikan edukasi keamanan siber bagi organisasi
“Keamanan berbasis AI bukan lagi opsi, tapi kebutuhan strategis. Dengan pendekatan proaktif, kita bisa mencegah kerugian sebelum terjadi,” tambah Haikal.
3 Langkah Penting Hadapi Ancaman Siber 2025
Menyikapi kompleksitas ancaman siber, organisasi di Indonesia perlu segera:
- Beralih ke sistem keamanan berbasis AI untuk deteksi lebih cepat
- Tingkatkan literasi keamanan digital di semua level
- Susun kebijakan keamanan holistik yang mencakup aspek teknis & sosial
Dengan langkah tepat, keamanan siber tidak hanya menjadi tameng, tapi juga keunggulan kompetitif di dunia digital yang penuh risiko.