Trendtech, Jakarta – Blibli menjadi omnichannel commerce pertama yang mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk optimalkan kegiatan operasional logistik. Berkomitmen mengintegrasikan keberlanjutan dalam semua aspek bisnis, pemanfaatan teknologi AI di bidang operasional logistik ini diantaranya berperan untuk prediksi kebutuhan stok, rekomendasi kebutuhan yang terpersonalisasi, selain itu, integrasi AI juga memungkinkan transformasi pengelolaan logistik yang lebih signifikan, seperti identifikasi dan solusi masalah secara real-time hingga berkontribusi pada pengelolaan logistik yang lebih cepat dan efisien.
Azizah Purwitasari, Head of Business Process Transformation Blibli mengatakan, implementasi dari teknologi AI kami gunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional, memberikan pengalaman pelanggan yang unggul, dan menjadi yang terdepan dalam inovasi di industri e-commerce.
Baca juga: Blibli Groundbreaking Gudang Baru dengan Konsep Green Building
“Selain itu, Blibli juga mengintegrasikan AI sebagai bagian dari komitmen terhadap prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG). Integrasi AI juga tidak hanya melibatkan pengembangan teknologi, tetapi juga dalam strategi bisnis yang menyeluruh untuk mencapai keunggulan kompetitif dan pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Azizah.
Pemanfaatan AI juga menjadi bentuk adaptabilitas Blibli dalam menghadapi kompleksitas bisnis yang harus mampu menjawab tantangan dalam menjaga kepuasan belanja pelanggan, sebagaimana yang disuarakan oleh Perseroan melalui semangat terbarunya, Simplify to Amplify.
Total terdapat lima solusi berbasis AI yang dihadirkan di jaringan gudang Blibli, yakni: menghemat waktu untuk efisiensi operasional yang lebih baik, mengurangi biaya kemasan dengan memilih material yang lebih tepat guna, membantu pihak gudang mengurangi kesalahan dalam proses packing produk yang akan dikirim, mengurangi risiko air gap packaging demi jaminan barang tetap prima hingga ke tangan pelanggan, serta meningkatkan dukungan terhadap nilai-nilai ESG melalui prosedur yang lebih ramah lingkungan.
Saat ini, implementasi AI pada pengemasan semakin tinggi dari sisi adoption rate yaitu meningkat hingga 86%, yang artinya rekomendasi yang diberikan oleh AI semakin baik dan tepat untuk dijadikan acuan oleh tim packer pada saat melakukan pengemasan barang. Ditambah lagi, inovasi ini juga sudah menurunkan biaya pengemasan hingga 11% selama empat bulan dioperasikan.
Lebih lanjut, pemanfaatan AI memperkuat komitmen Blibli dalam membangun sistem pergudangan dan distribusi yang lebih efektif dan memadai, di mana kini didukung oleh 16 gudang terpadu yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Jaringan logistik Blibli juga menerapkan siklus transformasi yang berasal dari proses kolaborasi dengan berbagai tim, mulai dari tim Business Process Transformation, Warehouse, Data Science, Data Analytics, dan tim Technology Warehouse Management System.
Baca juga: Falcon Go Dari CrowdStrike Hadirkan Revolusi Keamanan Siber Bagi UKM
“Proses pembangunan model AI tidak hanya sekadar kegiatan pengembangan, melainkan suatu perjalanan pembelajaran berkelanjutan. Saat ini, manfaat AI dalam sistem logistik sudah semakin terukur berkat peningkatan adoption rate dan pengurangan packaging cost yang signifikan. Tentunya evaluasi dan analisis masih akan terus dilakukan untuk mengoptimalkan implementasi, memastikan efisiensi, dan meningkatkan manfaat secara keseluruhan,” pungkas Azizah.
Bagi Blibli, komitmen dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan lewat inovasi keberlanjutan akan terus ditingkatkan untuk mendukung operational excellence dan memenuhi kepuasan pelanggan kami. Ke depannya, Blibli menargetkan transformasi yang menyeluruh mulai dari people, process, dan sistem untuk menjamin implementasi teknologi AI ini dapat berjalan maksimal dalam memperkuat ekosistem dan meningkatkan kapabilitas last-mile delivery.