Trendtech, Jakarta – Builder.ai meluncurkan Natasha versi beta, product manager bertenaga AI pertama di dunia sebagai upaya mendemokratisasi software development menggunakan Builder Studio 3.0.
Co-Founder dan CEO Builder.ai, Sachin Dev Duggal mengatakan, misi Builder.ai adalah senantiasa menjadi penghubung setiap gagasan besar dengan produk yang dapat direalisasikan, sembari tetap memberikan kendali penuh kepada konsumen terhadap masa depan teknologi yang mereka inginkan.
“Kami meluncurkan Builder Studio 3.0 dengan dukungan Natasha Beta untuk mewujudkan segala yang menurut kami mungkin terjadi. Bayangkan sebuah dunia di mana Anda dapat membuat panggilan telepon, berbicara dengan Natasha, lalu dalam tiga hari kemudian, Anda telah memiliki aplikasi di AppStore. Ini merupakan masa depan yang sedang kita bangun,” ujar Sachin.
Baca juga: Aplikasi Helo Resmi Hadir di Indonesia
Natasha dapat mengelola proyek secara real-time dengan transparansi dan konsistensi yang tak tertandingi, meringkas pekerjaan berminggu-minggu menjadi hanya dalam hitungan jam dan menit. Natasha mampu menerjemahkan ide ke dalam rangkaian fitur, memecah proyek ke dalam beberapa streams paralel untuk mempercepat pembuatan software, memilih pengembang terbaik, mengatur waktu pekerjaan dan mengkalkulasianggaran. Semua pekerjaan ini sebelumnya dikerjakan secara manual.
Pada layanan konvensional, tahap pertama pembuatan software – mengubah suatu ide menjadi spec doc – membutuhkan waktu setidaknya 2-6 minggu. Ini juga termasuk proses berjam-jam dalam sebuah meeting selama berminggu-minggu sampai akhirnya produknya mulai disusun. Namun, dengan menggunakan Natasha, proses ini hanya butuh waktu satu jam.
Builder.ai baru saja mendapatkan pengakuan dari Gartner 2021 Magic Quadrant for Multiexperience Development Platforms (MXDP) sebagai “Visioner”. Gartner mengatakan, “Para ‘visioner’ menunjukkan pemahaman mendalam terhadap pasar MXDP serta punya sarana teknis dan strategi go-to market yang unggul.”
Sebagai satu dari tiga pendatang baru di Magic Quadrant ini, Gartner memilih Builder.ai karena penawaran produknya yang inovatif, pemanahaman terhadap kebutuhan pasar, dan rencana pertumbuhan strategis yang dimilikinya. Gartner mengevaluasi perusahaan yang memenuhi visi dan kemampuan untuk mengeksekusi dengan baik. Builder.ai ditempatkan paling kanan untuk kelengkapan visi yang terdapat pada kuadran tersebut. Builder.ai memungkinkan pelaku bisnis yang tidak memiliki pengetahuan tentang teknologi (atau tidak memiliki waktu untuk melakukannya sendiri) dapat memesan custom software di platform Builder.ai.
Platform software development trandisional (low-code/no-code/SaaS) ditujukan kepada para ahli dan membutuhkan pelatihan dan keahlian yang mendalam. Belum lagi dengan keahlian software equation dan masih perlu dilengkapi dengan pelayanan professional yang menggunakan platform tersebut.
“Kami menilai pengakuan Gartner Magic Quadrant terhadap platform unik zero code Builder.ai sebagai cara baru dalam menciptakan software, akan menyakinkan perusahaan bahwa pelanggan lebih menginginkan software yang “built for them” dibandingkan software yang dibangun sendiri, yang juga menghapus kebutuhan bagi perusahaan untuk menjadi semua ahli yang diperlukan,” jelas Sachin.
Platform ini menggabungkan reusable feature seperti lego yang terprogram dengan AI (machine learning, computer vision, knowledge graphs) yang akan sangat mengurangi beban kerja manusia, dan secara cerdas memilih ahli untuk menyelesaikan pekerjaan terakhir. Tidak seperti platform lain, di Builder.ai perusahaan mendapatkan salinan lengkap coding mereka, memberikan kendali penuh atas teknologi yang mereka buat, tanpa harus memiliki pakar teknologi. Aplikasi Built by Builder.ai dapat ditampilkan di AppStore dan Google Play (sebagian besar aplikasi LCNC hanya dapat diakses secara internal).
“Sejak April 2020, kami tumbuh 12x lipat untuk pendapatan bersih bulanan produk Builder Studio, dan lebih dari 6x peningkatan pelanggan baru selama 12 bulan terakhir. Sebagai Product Manager virtual, Natasha akan membantu memperkaya pengalaman dan meningkatkan produktivitas pelanggan,” tambah Sachin Dev Duggal.
Baca juga: Survein, Platform Pembuatan Formulir Online Pertama di Indonesia
“Pengembangan smart agent seperti Natasha adalah proses pembelajaran dan penyempurnaan terus-menerus. Natasha akan terus berkembang dan belajar dari waktu ke waktu saat dia diberi lebih banyak data dan memiliki lebih banyak pengalaman saat terlibat dengan pelanggan.”
Sistem Natasha sebagian besar didukung AI yang dibangun selama dua tahun terakhir dari berbagai aplikasi Machine Learning (ML), seperti Natural Language Processing (NLP), Feature and Template Recommendations, dan Statistics Model untuk estimasi harga dan timeline. Semua sistem tersebut didukung oleh Patent Pending Knowledge Graph Builder.ai.