Trendtech, Jakarta – Devialet, merek audio premium asal Prancis, memperkenalkan kampanye bertajuk ‘Devialet Sound & Vision: A Fusion of Art and Technology’ sebagai upaya mendekatkan diri dengan pasar Indonesia. Kampanye ini menghadirkan kolaborasi unik antara seni dan teknologi, melibatkan tiga seniman lokal berbakat yang menampilkan karya mereka dalam bentuk visual dan tekstil.
Salah satu seniman yang terlibat dalam kampanye ini adalah Mohammad Taufiq (EMTE), seorang ilustrator profesional dari Jakarta. Karya EMTE meliputi berbagai medium, mulai dari lukisan manual dengan cat air hingga komik digital.
Selain itu, ada TUTU, seorang seniman posgraffiti yang menggabungkan elemen visual graffiti dengan seni kontemporer. Karya TUTU berfokus pada eksplorasi visual yang mendalam, menciptakan pengalaman artistik baru.
Baca juga: Samsung Music Frame: Speaker Unik yang Menggabungkan Seni dan Teknologi
Kolaborasi ini juga melibatkan Chitra Subyakto, pendiri ‘Sejauh Mata Memandang’. Melalui karya tekstilnya, Chitra menghadirkan estetika unik yang membalut perangkat speaker Devialet dengan sentuhan seni tradisional Indonesia.
Martin Ku, Regional Director APAC Devialet, menyatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan sentuhan lokal pada produk Devialet.
“Kami ingin menciptakan produk yang relevan dengan pasar Indonesia, menggabungkan teknologi audio premium dengan kreativitas seniman lokal,” ujarnya.
Speaker premium Devialet yang menjadi sorotan kampanye ini meliputi: Phantom I 103 dB, Phantom II 95 dB, dan Phantom II 98 dB.
Ketiga speaker ini tidak hanya unggul dalam teknologi audio tetapi juga menjadi kanvas bagi karya seni visual dan tekstil yang memukau. Misalnya, EMTE dan TUTU mengaplikasikan seni mereka langsung pada bodi speaker hingga dudukannya. Sementara itu, karya Chitra berupa kain tekstil dirancang untuk membungkus perangkat Devialet dengan indah.
Kolaborasi ini tidak hanya mempersembahkan keunggulan teknologi audio dari Devialet tetapi juga merayakan kekayaan budaya Indonesia melalui seni kontemporer. Para seniman berupaya menerjemahkan kualitas suara yang detail dan dinamis ke dalam karya visual.
Menurut TUTU, proses ini memberikan tantangan unik. “Speaker ini bukan sekadar produk, melainkan memiliki ‘nyawa’ yang dapat divisualisasikan. Saya mencoba menggambarkan bagaimana suara Devialet hadir dengan layer-by-layer yang harmonis,” katanya. Karya TUTU bertujuan untuk menghadirkan dimensi baru pada perangkat audio ini, menjadikannya sebagai bagian dari pengalaman estetika yang autentik.
Chitra Subyakto juga menyampaikan bahwa kolaborasi ini menginspirasi untuk merancang tekstil yang tidak hanya fungsional tetapi juga mempercantik perangkat audio, memberikan pengalaman audio-visual yang imersif.
Baca juga: IT Luncurkan Noble dan Monarch, Speaker Nirkabel dengan Desain Klasik
Speaker Phantom I dibanderol mulai dari Rp45 jutaan, sementara Phantom II dapat diperoleh dengan harga mulai dari Rp28 jutaan. Produk-produk ini tersedia di gerai Devialet Plaza Indonesia dan mitra penjualan resmi di e-commerce.
Kampanye ‘Devialet Sound & Vision: A Fusion of Art and Technology’ merupakan bukti komitmen Devialet dalam menggabungkan seni dan teknologi untuk menciptakan pengalaman yang unik dan relevan. Dengan sentuhan seni dari EMTE, TUTU, dan Chitra Subyakto, produk Devialet tidak hanya berfungsi sebagai perangkat audio premium tetapi juga sebagai karya seni yang memukau.