Gen Z Beralih! Olahraga Gantikan Doomscrolling, Ungkap Laporan Tren Strava 2025

Apps|December 4, 2025|
Gen Z Beralih! Olahraga Gantikan Doomscrolling, Ungkap Laporan Tren Strava 2025

Trendtech, Jakarta – Ada angin segar dalam pola hidup generasi muda. Jika dulu identik dengan doomscrolling tak berujung di media sosial, kini tren mereka mulai bergeser ke arah yang lebih sehat dan aktif. Fakta mengejutkan ini terungkap dalam Laporan Tren Strava 2025, edisi ke-12 dari analisis tahunan platform olahraga global tersebut.

Berdasarkan miliaran data aktivitas dan survei terhadap 30.000 lebih responden, Strava menemukan sebuah sinyal kuat: Gen Z sedang mengubah prioritas. Koneksi digital mulai digantikan oleh keringat dan kebersamaan nyata. Mereka secara sadar memilih untuk mengurangi waktu di depan layar dan lebih banyak bergerak di dunia nyata.

“Kami melihat Gen Z mencari pengalaman nyata, bukan waktu layar yang lebih panjang,” ungkap Michael Martin, CEO Strava, dengan nada optimis. “Lebih dari setengah dari mereka berencana lebih sering menggunakan Strava di 2026, sementara penggunaan platform seperti Instagram dan TikTok cenderung stagnan atau malah menurun.”

Baca juga: Perfect Corp. Hadirkan Revolusi Baru: AI Editing Agent, Teman Berbicara untuk Hasilkan Foto Realistis dalam Sekejap

Lalu, seperti apa sebenarnya wajah gaya hidup aktif Gen Z menurut Laporan Tren Strava 2025 ini? Mari kita telusuri lebih dalam.

Dari Lari ke Angkat Beban: Olahraga Jadi Bahasa Koneksi Baru

Tahun 2025 menjadi saksi betapa Gen Z tidak setengah-setengah dalam berkomitmen. Mereka tidak hanya sekadar berolahraga, tetapi menjadikannya sebagai bagian dari identitas dan cara bersosialisasi.

  • Lari dan Race Jadi Motivasi: Lari tetap jadi raja, dengan partisipasi dalam race atau lomba melonjak. Gen Z tercatat 75% lebih sering menjadikan event sebagai motivasi utama dibanding Gen X. Bagi mereka, garis finish adalah pencapaian personal yang layak dirayakan.

  • Kekuatan dan Percaya Diri dari Beban: Tren yang paling mencolok adalah naik daunnya latihan beban, khususnya di kalangan Gen Z dan perempuan. Gen Z dua kali lebih mungkin menjadikannya olahraga utama. Mereka tak sekadar ingin sehat, tetapi juga ingin tampil dan merasa lebih percaya diri.

  • Komunitas adalah Penyemangat: Jumlah klub di Strava meledak hampir empat kali lipat, mencapai 1 juta klub! Klub pendakian dan lari tumbuh paling pesat. Ini membuktikan bahwa olahraga telah menjadi jembatan yang ampuh untuk bertemu orang-orang dengan minat serupa, mengubah pertemanan daring menjadi ikatan nyata.

Investasi untuk Diri Sendiri: Uang untuk Sepatu Lari, Bukan untuk Kencan

Di tengah tekanan ekonomi, prioritas belanja Gen Z justru mengirimkan pesan inspiratif. Meski 65% mengaku terkena dampak inflasi, mereka memilih mengalokasikan dana untuk kebugaran.

Hebatnya, 64% Gen Z lebih memilih mengeluarkan uang untuk perlengkapan olahraga ketimbang untuk berkencan. Bagi mereka, investasi pada kesehatan dan penampilan diri dianggap lebih bernilai. Bahkan, 39% lebih tinggi dari Gen X yang berolahraga justru untuk menemukan orang dengan minat sama. Olahraga pun jadi format kencan yang menarik, dengan 46% responden menyatakan “boleh banget” untuk date pertama sambil aktif bergerak.

Tetap Aktif di Mana Pun: Liburan pun Jadi Ajang Olahraga

Bagi Gen Z yang aktif, liburan bukan alasan untuk bermalas-malasan. Laporan Tren Strava 2025 menunjukkan 23% lebih banyak Gen Z dibanding Gen X yang menganggap aktivitas fisik saat liburan adalah suatu keharusan. Filosofi favorit mereka? “Lari, berjemur, dan ngemil”.

Meski eksplorasi internasional sedikit berkurang, semangat untuk tetap aktif tak padam. Mereka justru makin giat menjelajahi destinasi di sekitar rumah, dengan olahraga musim dingin, hiking, dan olahraga air menjadi alasan utama untuk melakukan perjalanan.

Wajah Aktif Indonesia: Sulawesi Utara Paling Aktif, Jogja Raja Pagi Hari

Data Laporan Tren Strava 2025 juga memberikan sorotan khusus pada Indonesia, dan hasilnya sangat menarik!

  • Sulawesi Utara emerged sebagai wilayah paling aktif dengan median langkah harian tertinggi nasional (5.392 langkah), diikuti oleh Banten dan Sulawesi Selatan.

  • Gaya Berjalan Unik: Sulawesi Tenggara jadi rumah para pejalan kaki tercepat, sementara Nusa Tenggara Timur unggul dalam jarak tempuh per sesi. Setiap daerah punya ritmenya sendiri!

  • Yogyakarta, Kota Para Early Bird: Istimewanya, Yogyakarta dinobatkan sebagai kota dengan pengguna yang paling banyak beraktivitas di pagi hari secara global! Sebanyak 55.4% aktivitas di sana tercatat antara pukul 4 hingga 7 pagi, membuktikan disiplin dan semangat warganya untuk memulai hari dengan gerak.

AI Jadi Partner, Tapi Insting Tetap di Tangan Kita

Teknologi dan Laporan Tren Strava 2025 menunjukkan, kecerdasan buatan (AI) menjadi asisten yang makin cerdas. 46% responden memanfaatkan AI sebagai pelatih pintar, dengan Strava dan Runna memimpin inovasi ini melalui fitur-fitur seperti Athlete Intelligence.

Namun, manusia tetap memegang kendali. Pola data menunjukkan bahwa Jumat konsisten menjadi hari untuk pemulihan, dengan aktivitas ringan seperti stretching dan jalan kaki. Ini membuktikan bahwa di tengar derasnya data dan AI, kita tetap paling memahami ritme tubuh sendiri.

Baca juga: Antares Eazy: Solusi AI Canggih untuk Transformasi Layanan Publik di Era Digital

Laporan Tren Strava 2025 bukan sekadar kumpulan data statistik. Ini adalah cermin dari sebuah pergeseran budaya yang penuh harapan. Gen Z tidak hanya peduli pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan sosial. Mereka membangun koneksi melalui keringat, menemukan komunitas di trek lari, dan menginvestasikan sumber daya untuk versi diri yang lebih kuat.

Mereka meninggalkan doomscrolling yang pasif, dan memilih untuk menjadi aktor aktif dalam cerita hidup mereka sendiri. Sebuah tren yang patut kita sambut dan dukung bersama.

By Published On: December 4, 2025Categories: AppsTags: ,