Trendtech, Jakarta – Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia masih memiliki peluang yang sangat luas untuk memaksimalkan potensinya. Tercatat bahwa baru 10 persen kekayaan maritim Indonesia yang hasilnya dinikmati oleh negara dan segenap penduduknya, sementara potensi ekosistem lautan dan perairan pun masih menunggu untuk dimanfaatkan sepenuhnya dalam perjalanan Indonesia menuju Industry 4.0, selaras dengan visinya untuk menjadi Poros Maritim Dunia.
Upaya mewujudkan strategi Poros Maritim Dunia yang dikumandangkan pemerintah tidak lepas dari pemanfaatan teknologi mutakhir dan cerdas. Pelaksanaan upaya tersebut menjadi bahasan pokok pada webinar yang bertemakan Recover Together and Recover Stronger: Technology Audit for Smart Maritime and Smart Agriculture pada tanggal 26 Januari 2022, diselenggarakan oleh IATI dan KORIKA.
Baca juga: Kembangkan Riset dan Inovasi, Huawei dan BRIN Bahas Rencana Kerjasama
Ajang ini pun didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan penyedia teknologi terkemuka Huawei.
Huawei bersama mitranya Pilot National Library for Marine Science and Technology (Qingdao) dan Highlander Digital Technology Co., Ltd. turut memberikan informasi mengenai pemanfaatan teknologi Smart Maritime yang sebelumnya telah diimplementasikan di Tiongkok.
Teknologi ini memiliki sejumlah kapabilitas, antara lain pemetaan laut, pemrosesan informasi yang berhubungan dengan kelautan, platform big data dan AI khusus maritim, dan platform aplikasi pintar. Kapabilitas-kapabilitas tersebut dapat diterapkan untuk kegiatan seperti penangkapan ikan, eksplorasi berbagai sumber daya maritim lainnya, pelestarian biota laut, dan peringatan dini bencana.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan kembali akan pentingnya agro-maritim cerdas dan pertanian cerdas di era pasca-pandemi. Dukungan terhadap rantai pasok di bidang maritim dan agrikultur akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin tinggi.
“Situasi pandemi COVID-19 yang relatif terkendali berdampak terhadap pemulihan ekonomi yang lebih cepat. Kami estimasikan angka pertumbuhan ekonomi yang kuat di kisaran 5 hingga 6 persen menuju tahun 2024, yang tidak lepas dari dukungan industri terhadap ekonomi digital dan ekonomi hijau. Teknik produksi akan semakin meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Agro-maritim cerdas dan pertanian cerdas dapat membantu terdorongnya produktivitas, pemanfaatan data dan informasi, SDM yang mumpuni, dan teknik-teknik pemasaran digital untuk membawa hasil bumi dan laut Indonesia ke pasar global,” tegas Luhut.
Seperti teknologi dari Tiongkok di mana Huawei beserta mitra teknologi globalnya telah memimpin industri, hal tersebut tentunya akan memajukan agro-maritim cerdas dan pertanian cerdas Nusantara.
Senada, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan penerapan transformasi digital adalah sebuah opsi yang harus dipilih setiap kementerian dalam meningkatkan kinerja dan kualitas layanan kepada masyarakat.
“Keberhasilan transformasi digital dalam penyelenggaraan pemerintahan menjadi bagian tidak terpisahkan dari budaya kerja dan membawa manfaat bagi masyarakat luas. Untuk itu, kerja sama antara pemerintah dan berbagai pihak di bidang teknologi sangat dibutuhkan dalam pembangunan kelautan dan perikanan, seperti yang dilakukan melalui acara yang bergengsi ini,” katanya.
Pendiri KORIKA Bambang Brodjonegoro menambahkan, teknologi digital memberikan kontribusi yang tidak ternilai di setiap bidang dan sektor industri yang disentuhnya, tak terkecuali di bidang maritim, kelautan, dan perikanan. Peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam setiap kegiatan operasional hanyalah beberapa manfaat yang dapat dihadirkan teknologi digital.
“Apresiasi yang tinggi bagi Huawei dan para mitranya yang telah berbagi pengalaman serta pengetahuannya, dan kiranya pelaku industri teknologi lainnya juga terpanggil untuk membagikan pengalamannya agar dapat dijadikan studi kasus dan tolok ukur bagi pemerintah maupun pemangku kepentingan,” ucap Bambang.
Baca juga: Huawei Mengumumkan Seeds for the Future Program 2.0
President of Huawei Cloud Indonesia Jason Zhang menimpali, “Seiring meningkatnya investasi pemerintah maupun industri di sektor maritim, pemanfaatan teknologi digital menjadi bahasan yang semakin bernilai strategis. Huawei dan para mitra kami ingin turut mewujudkan strategi Poros Maritim Dunia yang dicita-citakan oleh pemerintah Indonesia melalui berbagai bentuk alih teknologi dan pengetahuan, dimulai dengan kegiatan webinar yang diadakan hari ini. Niscaya, pemerintah, pelaku industri, akademisi, komunitas, dan berbagai pemangku kepentingan dapat bergandengan tangan untuk menghadirkan teknologi digital mutakhir di bidang maritim.”
Sependapat dengan Jason, Ketua Umum IATI/KORIKA Hammam Riza mengatakan bahwa ekosistem inovasi harus didirikan dengan melibatkan pemangku kepentingan quad-helix yakni akademisi, komunitas, pemerintah, dan industri, dengan menggandeng Huawei sebagai salah satu mesin pendorong utamanya.