Home News Indonesia Berpotensi untuk Mencapai Internet yang Berkualitas dan Terjangkau
Indonesia

Indonesia Berpotensi untuk Mencapai Internet yang Berkualitas dan Terjangkau

by Trendtech Indonesia

Trendtech, Jakarta – Alliance for Affordable Internet (A4AI), sebuah organisasi mancanegara yang mendukung internet universal dan terjangkau, mengeluarkan laporan singkat yang membahas tentang kecepatan koneksi dan ketersediaan jaringan 4G di Indonesia. Laporan singkat ini memakai data yang dikumpulkan dari Opensignal untuk menguji berapa lama pengguna smartphone memiliki sinyal 4G yang dapat mereka gunakan di ponsel mereka.

Opensignal, sebuah perusahaan seluler analitik terkemuka, adalah standar global untuk mengukur pengalaman seluler secara nyata. Data yang disediakan oleh Opensignal telah memungkinkan A4AI untuk memberikan gambaran seberapa pentingnya konektivitas dengan data.

Baca juga: Menjembatani Kesenjangan Digital, SES Luncurkan Konstelasi Satelit O3b mPOWER Next-Gen

Secara umum, Indonesia memiliki jangkauan jaringan 4G yang luas. Namun kesenjangan muncul di berbagai bagian negara, terutama dalam cakupan dan ketersediaan. Hal itu diukur melalui seberapa lama pengguna menghabiskan waktu memakai sinyal 4G.

Kesenjangan dalam ketersediaan 4G berdampak pada kecepatan rata-rata koneksi. Untuk mengembangkan ekonomi digital, maka Indonesia perlu infrastruktur seluler yang baik demi menyediakan konektivitas berkualitas tinggi dan juga andal untuk masyarakatnya.

Untuk mendorong kemajuan koneksi di Indonesia bisa dimulai dengan memperbarui Indonesia Broadband Plan (Rencana Pitalebar Indonesia) yang baru. Pemangku kebijakan bisa terus memajukan pengembangan Universal Access and Service Funds (USAF) dan proyek akses publik, serta tingkatkan transparansi dalam regulasi sektor tersebut. Terdapat potensi yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan skornya dan untuk mencapai konektivitas yang luas, terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Teddy Woodhouse, Research Manager for Access and Affordability, A4AI menyatakan, laporan singkat ini serta data Opensignal yang dipakai menekankan pentingnya investasi yang inklusif dalam akses 4G di seluruh dunia.

“Ini juga memberikan kesempatan bagi kita untuk membuat standar baru dalam mengukur kemajuan aksesibilitas dan keterjangkauan di beberapa tahun kedepan,” ucap Teddy.

Ceri Howes, Head of Regulatory, Opensignal menjelaskan, kami senang telah bekerjasama dengan Alliance for Affordable Internet dalam menyusun laporan singkat mereka.

“Kami menyadari bahwa model yang digunakan mampu menceritakan cara mengatasi tantangan yang dihadapi dalam menghadirkan inklusi digital,” ujar Ceri.

Howes menambahkan, dengan menganalisis pengalaman seluler masyarakat Indonesia, A4AI telah menunjukkan perlunya pembuat kebijakan dan operator seluler untuk mengambil pendekatan berbasis evidence-based yang mampu menjelaskan lebih jauh makna dari konektivitas. Contohnya seperti apakah konektivitas yang tersedia sudah memberikan pengalaman inklusif dan berkualitas tinggi bagi para penggunanya di Indonesia.

Baca juga: Percepat Transformasi Digital, Pemerintah Resmikan Stasiun Bumi Satelit Multifungsi Satria-1 di Cikarang

Temuan utama dari laporan singkat A4AI: 

  • Antara Januari-Maret 2021, tiga provinsi teratas dengan ketersediaan 4G yang tinggi yaitu DKI Jakarta (94,4), Bali (93,3), dan Kepulauan Riau (93). Sedangkan tiga provinsi terbawah adalah Kalimantan Tengah (79,8), Kalimantan Barat (81,7), dan Sulawesi Barat (84).
  • Pengalaman gaming adalah yang terendah di semua wilayah dibandingkan dengan Pengalaman Video dan Suara.
  •  Pada 2020, Indonesia berada di urutan 14 dengan nilai 69 dari 100 dalam Affordability Drivers Index (ADI). Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia (86/100, urutan 1), dan Thailand (77/100, urutan 6)
  • Indonesia bisa mencapai konektivitas yang terjangkau dan bermakna melalui ketiga cara berikut:
    • Mengadopsi  Indonesia Broadband Plan (Rencana Pitalebar Indonesia)  yang baru dengan target dan aktivitas yang jelas,
    • Terus mendukung konektivitas melalui  Universal Access and Service Funds (USAF) dan strategi akses publik,
    • Meningkatkan transparansi di dalam sektor tersebut dengan aturan yang jelas dan partisipasi inklusif.

Berita Lainnya

Leave a Comment