Indosat, ITA, dan Tsinghua University Bentuk Pusat AI di Indonesia

Telko|September 21, 2025|
Indosat, ITA, dan Tsinghua University Bentuk Pusat AI di Indonesia

Trendtech, Jakarta – Sebuah babak baru untuk masa depan teknologi Indonesia sedang dimulai. Tiga raksasa di bidangnya, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Indonesia Technology Alliance (ITA), dan Tsinghua University, bersinergi untuk mewujudkan pusat kolaborasi kecerdasan buatan yang akan membawa dampak nyata bagi masyarakat.

Kolaborasi strategis ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) untuk mendirikan AI Application Cooperation Center di Indonesia. Momen bersejarah yang disaksikan langsung oleh Wakil Duta Besar RI untuk Tiongkok ini, bukan sekadar kerja sama biasa. Ini adalah komitmen nyata untuk memasukkan Indonesia ke dalam peta global perkembangan Artificial Intelligence (AI).

Pengumuman kerja sama ini dilakukan pada ajang bergengsi China–ASEAN AI Ministerial Roundtable 2025. Inisiatif ini menjadi jembatan yang semakin mempererat hubungan Indonesia dan Tiongkok di bidang teknologi, sekaligus melahirkan fondasi bagi ekosistem AI Indonesia yang lebih dinamis, inovatif, dan penuh dengan talenta-talenta digital kelas dunia.

Baca juga: Indosat Business Luncurkan Vision AI: Transformasi Pengawasan dengan Kecerdasan Buatan

Pusat kolaborasi ini akan memadukan segalanya: keunggulan teknologi terapan dari Tsinghua University, misi ITA dalam memacu percepatan transformasi digital Indonesia, serta kekuatan Indosat sebagai penyedia infrastruktur digital yang didukung oleh AI Factory pertama dan berdaulat di negeri ini.

Lantas, seperti apa wujud nyata kolaborasi ini bagi kita? Pusat ini akan fokus pada penerapan AI di sektor-sektor yang paling vital dan menyentuh hidup banyak orang: pendidikan, kesehatan, dan agrikultur (ketahanan pangan).

Bayangkan, AI bisa membantu menyediakan akses pendidikan berkualitas untuk anak-anak di daerah terpencil, mendukung dokter melakukan diagnosa yang lebih akurat, atau membantu petani meningkatkan hasil panennya. Inilah misi utamanya: menciptakan solusi AI yang aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan spesifik Indonesia, mendorong inklusi digital, dan mengakselerasi pembangunan jangka panjang.

Momen ini sangatlah pas. Seiring dengan perjalanan menuju Visi Indonesia Emas 2045, kecerdasan buatan telah menjadi fondasi penting untuk memacu produktivitas, memperkuat layanan publik, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang berbasis inovasi.

Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas terwujudnya kolaborasi ini. “Langkah ini menjadi penanda penting menuju era teknologi baru Indonesia. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya, kita dapat mempercepat adopsi AI di Indonesia sekaligus memberi kontribusi bagi kemajuan teknologi, tidak hanya di kawasan, tetapi juga di tingkat global,” ujarnya.

Peran Indosat dalam inisiatif ini menjadi kunci penentu. Dengan jaringan dan basis pelanggan terbesarnya, Indosat memiliki posisi strategis untuk membawa inovasi AI dari laboratorium penelitian langsung ke genggaman tangan masyarakat.

Vikram Sinha, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, menegaskan komitmennya. “AI dapat menjembatani kesenjangan yang selama ini membatasi kesempatan setara bagi masyarakat Indonesia. Bersama Tsinghua University dan ITA, kami ingin menghadirkan solusi AI yang aplikatif dan menyiapkan generasi penerus talenta AI. Kemitraan ini sejalan dengan misi kami untuk memberdayakan Indonesia,” tutur Vikram.

Sementara itu, Academician Zhang Bo dari Tsinghua University menyoroti luasnya penerapan AI dan semangat kolaborasi yang dibangun. “Kerja sama ini akan semakin memperdalam pertukaran pengetahuan dan kolaborasi teknis antara kedua negara di bidang kecerdasan buatan,” tambahnya.

Baca juga: Indosat dan Google Cloud Hadirkan Pencarian Cerdas AI

AI Application Cooperation Center ditargetkan mulai beroperasi awal tahun depan. Kehadirannya diharapkan dapat menjadi hub pengembangan solusi AI khas Indonesia, pencetak bibit unggul talenta lokal, dan jembatan yang menghubungkan keahlian internasional dengan prioritas digital nasional.

Dr. Justisiari P. Kusumah, Chairman ITA, menutup dengan pesan yang optimis, “Kemitraan ini menunjukkan kekuatan sinergi antara visi pemerintah, keahlian industri, dan riset akademik. Bersama, kita bisa memastikan pengembangan AI di Indonesia bersifat inklusif, berdampak luas, dan sejalan dengan cita-cita bangsa.”

Pada akhirnya, kolaborasi ini adalah lebih dari sekadar MoU. Ini adalah ikrar untuk membangun ekonomi digital Indonesia yang lebih tangguh, inklusif, dan siap memimpin di kawasan Asia Tenggara.