Trendtech, Jakarta – Laporan Kaspersky 2019 menunjukkan bahwa jumlah deteksi ancaman web di Indonesia telah mengalami penurunan 2,7% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2018. Statistik ini juga menempatkan Indonesia di peringkat ke-39 di seluruh dunia dalam hal bahaya terkait dengan selancar web.
Selain itu, jumlah ancaman lokal yang terjadi selama Januari-Desember 2019 juga mengalami penurunan sebanyak 7,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan menempatkan Indonesia ke-63 di seluruh dunia dalam hal ancaman lokal. Berikut adalah temuan lainnya dari laporan Kaspersky Security Network (KSN) 2019.
Baca juga : Prediksi Kaspersky Untuk Ancaman Finansial 2020: Fintech, Mobile Banking dan E-commerce
Berdasarkan laporan Kaspersky terbaru, sebanyak 36,1% pengguna hampir terinfeksi oleh ancaman yang ditransmisikan melalui web selama periode Januari-Desember 2019. Selama periode ini, produk Kaspersky mendeteksi 39.882.148 ancaman internet berbeda di dunia maya pada komputer para peserta KSN di Indonesia. Ini merupakan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu sebanyak 38,8%.
Laporan yang sama juga menunjukkan bahwa ancaman web telah memengaruhi 10,11% pengguna bisnis dan 28,06% pengguna rumahan (home users) di Indonesia. Kaspersky juga mengungkapkan bahwa jenis serangan web yang sering terjadi di kawasan Asia Tenggara berkisar dari malware dalam lalu lintas web selama scenario pencarian, unduhan program-program tertentu di internet secara tidak disengaja, mengunduh lampiran berbahaya dari layanan email online, aktivitas ekstensi browser, dan mengunduh komponen berbahaya serta komunikasi C&C yang dilakukan oleh malware lain.
Worms dan virus adalah penyebab paling umum dari infeksi lokal. Laporan KSN 2019 menunjukkan bahwa pada Januari-Desember 2019, produk Kaspersky mendeteksi 118.403.896 insiden lokal di komputer partisipan KSN di Indonesia. Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD, DVD, dan metode offline lainnya.
Secara umum, 56,3% pengguna diserang oleh ancaman lokal pada Januari-Desember 2019, ini merupakan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai lebih dari 63%. Laporan terbaru juga menunjukkan sebanyak 58,95% pengguna rumahan dan 28,76% pengguna bisnis dipengaruhi oleh jenis ancaman ini. Data ini sekaligus menempatkan Indonesia di peringkat ke-63 di seluruh dunia.
Persentase dan peringkat ancaman lokal yang terdeteksi oleh Kaspersky pada tahun 2018 & 2019 di wilayah Asia Tenggara
General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong mengatakan, Pengurangan ancaman online yang terdeteksi di Indonesia dapat dikreditkan kepada upaya proaktif pemerintah dalam merumuskan kebijakan terkait keamanan siber. Perubahan positif pada lansekap ancaman negara ini patut diapresiasi, namun strategi dan inisiatif untuk membangun pertahanan yang lebih baik di masa depan harus terus digemakan.
“Saya berharap bahwa Indonesia dan seluruh negara berkembang lainnya di kawasan Asia Tenggara dapat terus menjaga stabilitas dan perubahan positif seperti ini, bergerak maju, terutama dengan munculnya teknologi generasi baru seperti Industri 4.0 dan 5G,” ujar Yeo Siang Tiong.
Baca juga : Kaspersky Mendeteksi Lebih Dari 105 Juta Serangan Pada Perangkat IoT
Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky, Dony Koesmandarin mengtakan, penurunan deteksi ancaman dan serangan dalam dua tahun terakhir menunjukkan bahwa negara ini sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya melindungi dan menerapkan kebersihan dunia maya mereka.
“Pesan saya adalah bahwa, bersama dengan kemajuan digital, pertumbuhan ekonomi, dan adopsi teknologi di negara ini, meningkatkkan kewaspadaan dengan baik adalah prioritas, sehingga kita tetap dapat berjalan beriringan dengan kecanggihan di masa yang akan datang,” tambah Dony Koesmandarin.