Trendtech, Jakarta – Perekonomian global telah melalui banyak pergolakan besar, seperti peningkatan inflasi, naiknya suku bunga dan harga minyak yang tidak stabil. Saat angin kencang ini bergerak menuju wilayah Asia Pasifik (APAC), para pemimpin bisnis APAC harus berfokus pada resiliensi dan manajemen risiko.
Yang bisa dipelajari dalam beberapa tahun terakhir adalah perusahaan-perusahaan harus menjadi antifragile atau anti-rapuh. Seperti yang digambarkan Nassim Nicholas Taleb, “antifragility” sebagai kemampuan untuk bertahan, berevolusi dan berkembang di lingkungan yang tidak pasti atau kacau.
Vice President APAC & Jepang, Cloudera, Remus Lim mengatakan, tahun 2024 akan menjadi tahunnya organisasi yang antifragile saat perusahaan-perusahaan mencari perlindungan untuk menghadapi tahun yang berat.
Baca juga: Indosat Ooredoo Hutchison dan Ericsson Selesaikan Transformasi CS Core Secara Nasional
“Dengan mempersiapkan teknologi, manusia dan prosesnya untuk masa depan, sebuah organisasi bisa dengan mudah bertumpu pada inovasi, untuk menjadi antifragile di masa ekonomi baik dan buruk,” ujar Remus saat temu media di Bunga Rampai resto Jakarta, Selasa (5/12/2023).
lebih lanjut, Fajar Muharandy, Principal Solution Engineer, Cloudera menjelaskan, kebanyakan organisasi tidak harus diberitahu mengenai pentingnya data. Ini sudah diakui sebagai aset strategis dan akan terus menjadi digital gold bagi organisasi.
“Namun, kami meramalkan lebih banyak perusahaan akan mulai memperlakukan data sebagai komoditas yang bisa mereka monetisasi untuk aliran pendapatan baru dan untuk mendorong inovasi lebih dari sekedar penghematan biaya,” ungkap Fajar.
Fajar juga mengungkapkan, penggunaan teknologi AI menjadi berita utama di tahun 2023 dan ini akan terus berlanjut di tahun 2024. Generative AI dan machine learning (ML) sudah bisa diakses oleh orang banyak, dengan banyak organisasi mengambil langkah yang sama serta menentukan keuntungan yang bisa diberikan AI/ML untuk bisnis mereka.
“Meskipun mengoperasionalkan AI bisa digunakan untuk mendorong penghematan biaya dan efisiensi operasional dengan mengotomatisasikan tugas-tugas yang berulang, membosankan dan memakan waktu, AI juga bisa digunakan untuk membuka peluang inovasi dan pendekatan kreatif terhadap tantangan bisnis,” ucapnya.
Platform AI tidak bekerja sendiri – seluruh arsitektur data bisnis tersebut harus diintegrasikan untuk memberikan akses cepat dan mudah ke data yang tersedia. Kualitas model AI/ML sama dengan data yang diberikan kepada mereka – ini membutuhkan keamanan yang konsisten dan kontrol tata kelola di seluruh organisasi.
Perusahaan-perusahaan yang ingin memanfaatkan model AI/ML harus memastikan bahwa mereka menjalankan strategi AI/ML dan platform data yang benar, termasuk rangkaian teknologi keamanan dan tata kelola yang terintegrasi dan bisa menyediakan konteks data yang konsisten di seluruh organisasi tersebut terlepas di mana data tersebut disimpan. Menggunakan platform seperti ini memungkinkan berbagai organisasi untuk memiliki visibilitas dan kendali penuh atas data mereka di mana pun lokasinya. Digabungkan dengan tata kelola data yang benar dan komitmen organisasi terhadap inisiatif tata kelola data, sebuah organisasi bisa percaya bahwa data mereka memberikan insight yang handal dan untuk membentuk fondasi untuk penggelaran AI.
Resiliensi organisasi tidak harus mengorbankan inovasi atau pertumbuhan
Saat organisasi bersiap menghadapi masa depan ekonomi yang tidak pasti, mereka harus menjaga langkah-langkah tersebut tidak mengorbankan inovasi atau pertumbuhan.
Untuk berhasil mendapatkan keuntungan dari AI membutuhkan strategi AI yang hati-hati dan penuh pertimbangan. Ketergesaan untuk menjalankan AI harus sejalan dengan strategi bisnis organisasi, alih-alih langsung ikut-ikutan saja. Kemungkinan besar sebuah organisasi tidak akan mendapatkan banyak keuntungan jika hanya menggelar satu kasus penggunaan AI secara sembarangan dan berbeda.
Perusahaan-perusahaan juga harus berkomitmen untuk membangun fondasi AI yang kuat secepatnya. Sangat penting bagi satu organisasi untuk memastikan bahwa teknologi, manusia dan prosesnya saling mendukung dan bekerja secara selaras. Melakukan hal ini memungkinkan berbagai organisasi untuk membangun dan melatih penerapan AI-nya pada data yang tepercaya, mendorong inovasi dan pertumbuhan bahkan di waktu yang tidak pasti.
Sebuah organisasi yang resilien tahan terhadap goncangan dan tetap teguh; organisasi antifragile terus melakukan perbaikan, berkembang dan menjadi lebih kuat.