Home News Munculnya Agen AI Menandakan Semakin Pentingnya Privasi Data
Privasi Data dan Agen AI

Munculnya Agen AI Menandakan Semakin Pentingnya Privasi Data

by Trendtech Indonesia

Trendtech, Jakarta Privasi data semakin kompleks dan krusial seiring dengan maraknya penggunaan kecerdasan buatan (AI) oleh berbagai organisasi untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi bisnis. Salah satu perkembangan terbaru dalam dunia AI adalah kemunculan agentic AI atau agen AI, sistem yang dirancang untuk menjalankan tugas secara otonom tanpa campur tangan manusia. Sesuai namanya, agen AI mampu bertindak secara mandiri berdasarkan inisiatifnya sendiri.

Sherlie Karnidta, Country Manager Indonesia, Cloudera mengatakan, Agen AI telah diadopsi secara luas di berbagai sektor industri. Di bidang keuangan, misalnya, agen AI digunakan untuk memantau tren pasar, menganalisis sinyal trading, menyesuaikan strategi investasi, dan melakukan mitigasi risiko secara real-time.

“Sementara di sektor publik, agen AI membantu meningkatkan efisiensi pemerintahan, seperti mempermudah evaluasi pemberian dana hibah dan memberikan layanan kependudukan yang lebih personal,” ujar Sherlie.

Baca juga: Teknologi ‘Proof of Human’ World Kini Hadir di Indonesia, Solusi Keamanan Digital Masa Depan

Namun, di balik manfaatnya yang besar, agen AI sangat bergantung pada data pribadi dalam jumlah masif. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius terkait privasi data dan menurunkan kepercayaan konsumen terhadap cara organisasi mengelola informasi pribadi mereka. Tantangan ini semakin kritis ketika agen AI mulai digunakan di sektor-sektor sensitif seperti layanan kesehatan dan keuangan, di mana data pribadi memiliki nilai yang sangat tinggi.

Menurut studi Understanding Asia dari Ipsos, meskipun AI membawa optimisme, ada kekhawatiran yang tinggi terkait privasi digital dan keamanan data. Tujuh dari 10 konsumen di Asia Pasifik merasa khawatir dengan cara perusahaan mengumpulkan dan menggunakan informasi pribadi mereka. Kekhawatiran ini paling tinggi di Singapura, mencapai 81%.

Di Indonesia, selain ancaman terhadap lapangan kerja dan potensi penyalahgunaan AI untuk kejahatan, teknologi AI juga dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah keamanan data dan privasi. Menyikapi hal ini, pemerintah Indonesia telah merilis panduan penggunaan AI yang etis. Panduan ini bertujuan untuk memitigasi risiko AI terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan pertahanan, dengan mengedepankan prinsip etika, kehati-hatian, keselamatan, dan dampak positif.

Bertepatan dengan Data Privacy Day yang baru saja diperingati, penting bagi perusahaan untuk menyadari bahwa kebijakan privasi data dan tata kelola yang kuat bukan sekadar formalitas, melainkan elemen fundamental dalam inovasi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Langkah-Langkah Melindungi Privasi Data di Era Agen AI

1.Mengenali dan Melindungi Informasi Penting
Langkah pertama dalam menjaga kepercayaan konsumen adalah melindungi Personally Identifiable Information (PII) atau informasi yang dapat diidentifikasi secara pribadi. Tanpa parameter yang tepat, agen AI akan menggunakan data secara serampangan, sehingga informasi sensitif rentan disalahgunakan.

Organisasi perlu berinvestasi dalam platform data yang aman dan terkelola dengan baik, dilengkapi strategi enkripsi dan tokenisasi yang komprehensif. Langkah-langkah ini harus diterapkan secara konsisten di seluruh lingkungan data, baik di on-premise maupun cloud, serta di berbagai solusi penyimpanan.

2.Mematuhi Ketentuan Tata Kelola Data dan Keamanan
Regulasi privasi data semakin ketat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pengadopsian agen AI menambah kompleksitas karena sistem ini sering membutuhkan akses ke data lama dan lintas batas (cross-border) untuk berfungsi secara efektif.

Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu mengadopsi pendekatan granular dalam tata kelola data, didukung oleh arsitektur zero-trust. Model ini memastikan tidak ada pengguna atau sistem yang dipercaya secara default. Selain itu, mekanisme penghapusan atau anonimisasi data harus diimplementasikan untuk memenuhi regulasi dan ekspektasi konsumen.

3.Mengintegrasikan Privasi dan Kepercayaan ke dalam Setiap Aspek Bisnis
Membangun budaya transparansi dan kepercayaan sangat penting dalam mengelola ekspektasi penggunaan data. Di tingkat manajemen, prinsip Privacy by Design harus diadopsi untuk memastikan privasi terintegrasi ke dalam produk, layanan, dan sistem sejak awal.

Bagi konsumen, pola pikir trust but verify menjadi kunci untuk memahami data apa yang dikumpulkan dan bagaimana data tersebut digunakan. Transparansi dalam penanganan data bukan hanya membangun kepercayaan, tetapi juga memitigasi risiko reputasi dan memastikan kesuksesan jangka panjang.

Baca juga: Teknologi Vision dan AI: Mendorong Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia

Data Privacy Day 2025 menjadi pengingat penting bahwa membangun kepercayaan dan menjaga transparansi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan. Kesuksesan di era agen AI akan bergantung pada kemampuan organisasi untuk menyeimbangkan inovasi dengan tanggung jawab, memastikan privasi data tetap menjadi landasan kemajuan yang berkelanjutan.

Dengan langkah-langkah yang tepat, perusahaan dapat memanfaatkan potensi agen AI secara maksimal tanpa mengorbankan kepercayaan dan keamanan data konsumen.

Berita Lainnya