Trendtech, Jakarta – Prixa, sebuah perusahaan teknologi Indonesia, meluncuran platform manajemen kesehatan yang terpadu bagi masyarakat Indonesia dengan berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI).
CEO Prixa, James Roring, MD mengatakan, Prixa merupakan Platform managemen kesehatan yang memberikan pengguna mulai dari analisis kesehatan hingga asuransi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini.
Baca juga : Halodoc Gandeng BCL Luncurkan Kampanye #TanyaDokterAsli
“Prixa dapat memberikan dampak secara positif dalam memperbaiki keseluruhan manajemen kesehatan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi kami, dan kami ingin melakukan hal itu dengan cara yang humanis,” ujar James di Hotel Veranda Jakarta, Selasa (20/11/2019).
Lebih lanjut james menjelaskan, sebagai pilar pertama platform manajemen kesehatan terpadu, sistem periksa tepat berbasis AI Prixa menata ulang berbagai keahlian dan pengalaman tim dokter dari berbagai disiplin ilmu kedokteran dan menyusun segenap keahlian yang berharga itu menjadi sebuah sistem yang terpadu dan terukur.
“Seiring peluncuran sistem periksa tepat berbasis AI ini, Prixa juga menginformasikan pengembangan dua pilar baru yang akan hadir sebentar lagi: sistem klaim online terintegrasi dan sistem manajemen risiko,” ungkapnya
Sistem klaim online terintegrasi ini akan mengotomatisasi proses klaim manual yang panjang dan tidak efisien dengan mendigitalisasi prosedur standar operasinya. Kemudian, sistem manajemen risiko akan mempersonalisasi kemampuan data untuk dapat menilai risiko setiap individu dan memberdayakan
“Kami senang dapat bekerja sama dengan beberapa pemain besar di sektor asuransi, penyedia layanan kesehatan, dan juga perusahaan di bidang konsumen. Dan saat ini kami sedang dalam proses memperluas bisnis kami,” kata james.
james juga menerangkan, merujuk pada analisis lanskap Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia berdasarkan publikasi oleh Oliver Wyman dan PWC, Prixa melihat saat ini banyak ditemukan tantangan di infrastruktur bidang kesehatan di Indonesia, terutama mengenai ketersediaan dokter.
Dengan angka populasi sebesar 267 juta jiwa saat ini, sangat disayangkan bahwa Indonesia hanya memiliki rata-rata satu dokter untuk setiap empat ribu populasi, sedangkan rekomendasi dari WHO adalah satu dokter untuk setiap seribu populasi.
Baca juga : Gunakan Platform Iziklaim, Klaim Asuransi Makin Mudah
Selanjutnya, sebagian besar biaya pelayanan kesehatan sebagian besar masih dibayarkan dengan uang tunai, namun penetrasi asuransi kesehatan swasta masih tergolong rendah. Terakhir, inovasi industri asuransi Indonesia, merujuk pada publikasi survei yang dilakukan PWC, masih tertinggal jauh dibanding industri lainnya.
Ketersediaan sarana digital berbasis data tidak diberdayakan secepat industri-industri lain. Laporan PWC tersebut juga menyatakan pemaparan para eksekutif C-level di bidang asuransi bahwa banyak proses administratif masih tetap dilakukan dengan sangat manual, menyebabkan terjadinya penundaan dan kesalahan. Oleh karena itu, terdapat banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia seperti Prixa untuk meringankan isu-isu tersebut, yang diharapkan dapat mengubah arahan manajemen kesehatan di Indonesia.