Trendtech, Jakarta – Sebuah kebanggaan nasional datang dari dunia inovasi teknologi. Untuk pertama kalinya Indonesia berpartisipasi dalam kompetisi global Samsung Solve for Tomorrow (SFT) Global 2025, dan langsung mencatatkan prestasi gemilang. Tim Labmino, sang juara nasional, berhasil membawa nama Indonesia menembus 20 besar dunia dengan inovasi RunSight. Pencapaian ini bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata bahwa empati dan semangat muda anak bangsa mampu melahirkan solusi teknologi yang diakui di panggung internasional.

Di balik prestasi tersebut, ada sebuah cerita yang lahir dari empati mendalam. RunSight adalah kacamata pintar berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dirancang khusus untuk membantu para penyandang disabilitas tunanetra agar dapat berlari secara aman dan mandiri. Inovasi ini terinspirasi dari pengalaman nyata seorang sahabat tim yang kehilangan penglihatannya, tetapi tidak kehilangan semangat untuk tetap aktif berolahraga.

Baca juga: Red Hat & AWS Perkuat AI Generatif Enterprise, Tawarkan Efisiensi Biaya Hingga 40%

Menyadari masih minimnya alat bantu olahraga adaptif berbasis AI, empat mahasiswa ini—Anthony Edbert Feriyanto, Kaindra Rizq Sachio, Muhammad Fazil, dan Ariq Maulana Malik Ibrahim—tergerak untuk menciptakan solusi. Mereka ingin memberikan lebih dari sekadar alat; mereka ingin memberikan rasa aman, kepercayaan diri, dan kebebasan bergerak.

“RunSight lahir dari percakapan sederhana dengan seorang teman yang kehilangan penglihatan tetapi ingin terus berlari. Kami percaya teknologi seharusnya tidak hanya mempermudah hidup, tetapi juga membuka ruang yang lebih inklusif,” tutur Kaindra Rizq Sachio, perwakilan Tim Labmino. “Saat akhirnya kami berdiri di panggung global membawa nama Indonesia, kami merasa ide kecil ini akhirnya menemukan tempat yang lebih besar untuk berdampak.”

Perjalanan menuju Top 20 SFT Global 2025 pun tidak mudah. Setelah memenangkan tingkat nasional, Tim Labmino harus bersaing dengan 38 tim terbaik dari berbagai regional Samsung di seluruh dunia, seperti Eropa, Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Amerika. Presentasi daring di tingkat regional menjadi momen yang menegangkan sekaligus membuka wawasan.

“Tahap regional benar-benar membuka perspektif baru. Kami harus mempresentasikan proyek di hadapan juri dan peserta dari berbagai negara. Standar penilaiannya sangat tinggi. Ini jadi kebanggaan tersendiri karena kami bisa menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di kancah internasional,” kenang Anthony Edbert Feriyanto, Ketua Tim Labmino.

Prestasi Tim Labmino ini pun diapresiasi penuh oleh Samsung Electronics Indonesia. Pencapaian masuk 20 Besar SFT Global 2025 di tahun pertama keikutsertaan Indonesia dinilai sebagai lompatan yang luar biasa.

“Tahun pertama Indonesia ikut dan langsung masuk 20 besar dunia adalah pencapaian besar. Perjalanan Tim Labmino membuktikan bahwa ketika kreativitas, teknologi, dan empati disatukan, pelajar Indonesia dapat menghadirkan solusi relevan yang diakui dunia,” ujar Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing Samsung Electronics Indonesia. “Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk memperkuat literasi teknologi dan membangun ekosistem inovasi inklusif di Indonesia.”

Proses kompetisi ini bukan hanya tentang kemenangan, melainkan juga pembelajaran berharga. Tim Labmino mendapatkan bimbingan teknis dan masukan mendalam dari juri internasional. Interaksi dengan tim lain dari berbagai belahan dunia membantu mereka menyempurnakan RunSight, tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga dalam hal pengalaman pengguna dan strategi dampak sosial.

Baca juga: 5 Alasan untuk Mengadopsi AI

Kini, perjalanan inspiratif ini belum berakhir. Seleksi menuju puncak Samsung Solve for Tomorrow Global 2025 masih berlanjut, dengan pemenang akhir yang akan diumumkan pada Februari 2026 mendatang. Semangat dan inovasi Tim Labmino telah membuktikan satu hal: langkah pertama untuk menciptakan perubahan selalu dimulai dengan keberanian memulai.

Melalui RunSight, mereka tidak sekadar menciptakan produk, tetapi juga menyampaikan pesan kuat bahwa teknologi yang humanis dan inklusif adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik. Mereka telah menginspirasi kita semua bahwa talenta muda Indonesia memang pantas untuk bersinar dan diperhitungkan di mata dunia.