Trendtech, Jakarta – Kembalinya siswa dan guru ke sekolah, tidak berarti harus meninggalkan adopsi teknologi digital yang sudah dilakukan selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan kembali ke pola belajar mengajar yang lama. Adanya proyeksi dari Unicef yang menyatakan bahwa akan terjadi peningkatan akses internet oleh generasi muda Indonesia hingga 100 persen pada tahun 2030, menggambarkan adopsi dan kecakapan menggunakan teknologi digital di dunia pendidikan akan terus menjadi bagian dari sistem pembelajaran kini dan masa depan Untuk itu Samsung Smart Learning Class (SSLC) memainkan peran ini sejak 2017, jauh sebelum pandemi.
“Teknologi pasti akan terus berkembang, dan sangat penting untuk menyesuaikan gaya belajar mengajar di kelas agar selaras dengan kemajuannya. Guru terdorong untuk mencoba sesuatu yang baru menjadi alat pembelajaran dan pendekatan kepada siswa. Mengintegrasikan teknologi ke dalam rencana pembelajaran, serta menggunakannya untuk memperluas pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan, dapat membuat perbedaan yang signifikan di kelas dan mendorong siswa menjadi generasi yang mampu berpikir kritis,” ujar Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.
Baca juga: Samsung The Freestyle, Layar Portable Khusus Gen Z
“Hingga hari ini terdapat 16 pilot SSLC yang tersebar di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, dan lebih dari 20 ribu siswa dan 50 ribu guru telah menikmati manfaat inovasi SSLC untuk menambah wawasan belajar mereka. Samsung percaya, kelas digital seperti SSLC akan dapat membuka kesempatan merdeka belajar bagi siswa dan guru untuk menjadi lebih maju, kreatif, dalam menciptakan masa depan lebih baik,” tambahnya.
Frans, S.Pd., Kepala SMA Santo Yosef – Pangkal Pinang, mengungkapkan, “SSLC tidak hanya menumbuhkan semangat baru bagi guru dan siswa kami untuk memulai pembelajaran tahun ini. Fasilitas dan pelatihan yang kami dapat dari SSLC, senantiasa menggerakkan para guru untuk terus menerapkan kreativitas yang mereka suguhkan kepada siswa ketika PJJ, agar suasana belajar yang dinamis dan tidak membosankan tetap terjaga pada saat PTM.”
“Pemanfaatan teknologi dalam PTM di sekolah, kami terapkan dalam bentuk: pemberian tugas-tugas digital berbasis kelompok yang dapat mendorong kemampuan siswa berinteraksi dengan teman-temannya, serta memberikan ruang untuk berkolaborasi dengan guru dalam merancang dan mencoba pembelajaran digital yang lebih seru, seperti penggunaan video, YouTube, dan berbagai aplikasi lainnya; pengadaan bahan belajar dalam bentuk learning management system yang mudah diakses, dipahami juga menarik bagi siswa baik di dalam maupun luar lingkungan sekolah; dan tak kalah penting, meracik kombinasi jenis penilaian yang tepat bagi siswa, baik berupa tes maupun proyek kelas,” imbuhnya.
Menurut Frans, S.Pd., keterlibatan teknologi di sekolah yang dipimpinnya mampu menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan memudahkan siswa untuk belajar; mempercepat ketercapaian materi sesuai kurikulum; meningkatkan motivasi belajar, kemampuan respon, cara berpikir serta analisa siswa; juga memudahkan para guru untuk melakukan penilaian atau evaluasi.
Baca juga: Samsung Perkenalkan Prosesor Exynos 2200, Berikut Keunggulannya!
Fasilitas pilot SSLC yang disediakan oleh Samsung Electronics Indonesia berupa koneksi internet, Samsung AC, Samsung Smart TV berukuran 55 inci, Samsung Access Point, Samsung Tablet Galaxy Tab A with S Pen untuk guru, serta Samsung Tablet Galaxy Tab A bagi siswa.
Selain itu, aplikasi Samsung Knox Manage, Learning Management System dari myScool dan e-book interaktif dari PesonaEdu juga melengkapi fasilitas yang Samsung berikan dalam program SSLC. Ditambah, pelatihan-pelatihan yang mendukung para guru untuk menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran, terutama cara memaksimalkan penggunaan teknologi dan gadget Samsung serta aplikasinya guna membantu mengeksplorasi metode pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan, sehingga siswa lebih bersemangat untuk menerima materi pelajaran.