Trendtech, Jakarta – Smartfren Business menggelar webinar kedua dengan topik “Opportunities & Role of Advanced Technology in New Normal : How to Sustain & Accelerate Business Growth Utilizing Internet of Things (IoT)”.
Bekerja sama dengan Asosiasi IoT Indonesia, webinar ini menampilkan pembicara Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya yang memaparkan mengenai pemanfaatan IoT sebagai medium peningkatan bisnis. Selain itu hadir juga CEO smartfren Business Ranga Kalyanasundaram yang meperkenalkan layanan & solusi IoT yang tepat untuk mempetahankan pertumbuhan bisnis; serta Head of IoT Solutions smartfren Business Hendra Sumiarsa yang berbagi pengetahuan mengenai solusi IoT yang harus diinvestasikan untuk bisnis.
Baca juga: LG Perkenalkan Modul Bluetooth (BLE) Terkecil untuk Perangkat IoT
CEO Smartfren Business, Ranga mengatakan, teknologi dapat digunakan untuk membantu kita bertahan dan unggul di era Kebiasaan Baru di Indonesia. Melalui koneksi internet 4G dari Smartfren dan perangkat-perangkat IoT, perusahaan bisa menerapkan otomasi pada bebagai aspek operasional. Misalnya sebagai alat untuk memantau armada, memantau kapasitas penyimpanan, hingga sekadar mengelola pencahayaan di bangunan kantor dan jalan.
“Otomasi menggunakan IoT tersebut membuat kinerja lebih efisien dan unggul. Smartfren BUSINESS memiliki produk yang mencakup kebutuhan IoT untuk smart transport & logistic, smart water utilities, smart street light, connectivity management platform,” ungkapnya.
Sedangkan Vice President, Head of IOT Smartfren Business, Hendra Sumiarsa dalam webinar ini menjelaskan bagaimana perusahaan telekomunikasi memainkan peranan dalam mendukung implementasi solusi IoT. Selain itu Hendra memperkenalkan salah satu solusi dari Smartfren Business yang memungkinkan penyediaan layanan konektifitas terkendali yang sangat vital untuk digunakan pada semua solusi IoT. IoT relevan dengan adaptasi kebiasaan baru yaitu less contact economy, digital enabled business dan health protocol. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, maka pada industri 4.0 dimungkinkan oleh beberapa teknologi sekaligus; mulai dari lapis platform, komputasi awan, kecerdasan artificial dan Internet Of Things.
“Berdasarkan laporan McKinsey & Company bertajuk Automation and the Future of Work in Indonesia 2019, penerapan teknologi IoT berpotensi menambah US$135 miliar setiap tahun ke dalam produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2025,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, Teguh Prasetya dalam pemaparannya mengatakan IoT punya peran yang sangat penting dalam membantu bertahan dan bangkitnya industri yang terkena dampak pandemi COVID-19. Penerapan IoT akan membantu kualitas digitalisasi perusahaan, sehingga berdampak pada produktivitas.
Baca juga: Tren AI dan IoT Perusahaan Mau Tak Mau Harus Bertransformasi
“Implementasi IoT diprediksi dapat mempengaruhi berbagai sektor kunci dalam industri di Indonesia. Efeknya diperkirakan dapat mendorong produktivitas manufaktur, retail, transportasi, pertambangan, pertanian, telekomunikasi dan kesehatan hingga mencapai nilai 120 miliar dollar AS pada 2025,” ujar Teguh.
Teguh juga menambahkan saat ini implementasi IoT di Indonesia sudah cukup luas. Beberapa di antarnya meliputi teknologi dasar untuk smart cities, yakni pemantauan muatan di transportasi publik dan pengendalian lampu lalu lintas; teknologi mobilitas, yakni navigasi dan optimasi rute, serta informasi kondisi jalur; serta teknologi industri, yakni pengendali suhu untuk memastikan kualitas dan pemantau stok.