Trendtech, Jakarta – Indonesia menjadi negara pengguna internet terbanyak ke-3 di Asia setelah Tiongkok dan India. Berdasarkan data terakhir tahun 2021, sebanyak 212,35 juta jiwa di Indonesia menggunakan Internet. Indonesia juga akan menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 2025, nilai transaksi ekonomi digital diproyeksi mencapai US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1,775 triliun. Peningkatan literasi digital dan juga adanya akselerasi perkembangan teknologi akibat pandemi menjadi pendukung banyaknya industri yang mengadopsi teknologi AI pada berbagai bidang.
“Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia dengan 6 (enam) pilar penopang transformasi kesehatan Indonesia. Salah satu pilarnya adalah transformasi teknologi kesehatan, yang bertujuan untuk menciptakan ekosistem kesehatan yang memungkinkan terpusatnya seluruh data pasien melalui penerapan teknologi AI. Saat ini teknologi AI sudah dipakai di cardiology. Data yang terpusat sangat signifikan untuk tercapainya ekosistem kesehatan yang lebih baik lagi,” ungkap Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam pembukaan acara webinar AI Tech Day 2022 pada Selasa 22 Februari 2022.
Baca juga: Kawasan Jababeka Siap Sambut Internet 5G Telkomsel
Teknologi AI diprediksi akan membawa Indonesia memiliki peningkatan ekonomi hingga $336B pada tahun 2030. Untuk melakukan pembangunan dalam teknologi khususnya teknologi buatan atau artificial intelligence (AI) harus diiringi dengan adanya sumber daya yang unggul, produktif, kreatif dan inovatif.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Nizam, Plt. Dirjen Diktiristek, Kemdikbudristek menyatakan “Potensi ekonomi digital di Indonesia sangatlah besar. Kemdikbud Ristek mempersiapkan talenta digital di Indonesia yang kompeten dengan menerapkan digital literasi sejak SD hingga SMA, edukasi formal pada mahasiswa dan program-program micro credential serta magang pada industri teknologi yang akan terus dilakukan melalui Kampus Merdeka. Diharapkan dengan adanya program dari Kemdikbud Ristek dapat membangun masa depan yang lebih baik sehingga dapat melahirkan generasi yang cerdas dan bijak dalam pemanfaatan teknologi khususnya AI. Selama tahun 2021 lebih dari 60 ribu mahasiswa mendapatkan kompetensi dan sertifikasi di bidang teknologi digital terutama bidang AI, ML, DL, cyber security, dan kompetensi-kompetensi yang sangat dibutuhkan industri melalui program Kampus Merdeka.”
Upaya pemerintah dalam mendukung pertumbuhan teknologi AI di Indonesia sudah digaungkan beberapa tahun sebelumnya. Tahun 2020, pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, pemerintah juga meluncurkan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia (Stranas KA) sebagai acuan penggunaan AI tahun 2020-2045 untuk mendukung revolusi industri 4.0 di Indonesia.
“Kecerdasan artifisial menjadi lompatan inovasi teknologi menuju masa depan Indonesia dan kami akan fokus pada pembelajaran mesin, ilmu komputer, dan serta pemrosesan bahasa yang akan diterapkan pada berbagai industri seperti kesehatan, keamanan data, transportasi, astronomi, pertanian, keuangan, robotika, pendidikan, otomotif, e-commerce, media sosial dan hiburan,” ucap Prof. Dr. Ir. Hammam Riza MSc. IPU, President of KORIKA (Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial) yang juga menjadi narasumber pada webinar AI Tech Day 2022.
BCA sebagai salah satu institusi keuangan yang terus berkomitmen melakukan inovasi teknologi terus mendukung penerapan teknologi AI dalam berbagai sektor terutama di bidang finansial. Armand Hartono, Wakil Presiden Direktur BCA menyampaikan, BCA sebagai institusi keuangan melihat perkembangan teknologi AI di Indonesia semakin berkembang ke arah positif. Di BCA sendiri sudah menerapkan teknologi Blockchain pada tahun 2017 dan tahun 2016 juga mulai menggunakan teknologi AI. Dua teknologi ini menjadi sebuah kombinasi yang tepat karena Blockchain sebagai teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan data secara digital membutuhkan AI untuk menganalisis data seperti komparasi, deteksi fraud, melihat trend dan lainnya.
“Kami juga melihat bahwa blockchain dapat memberikan added value dalam memberikan kemudahan dan kenyamanan solusi perbankan dan finansial kepada masyarakat luas, khususnya dalam hal peningkatan efisiensi, penghematan biaya dan pengurangan risiko,” tutur Armand.
Baca juga: Samsung dan UNDP Mengajak Enam Young Leaders Baru ke Program Global Goals
On Lee, CEO & CTO GDP Labs dan CTO GDP Venture menambahkan “Teknologi ini mendapatkan sambutan baik dari pemerintah, akademisi, industri dan komunitas di Indonesia. AI, Blockchain, Cloud, Data (ABCD), Web, Mobile dan security ini merupakan teknologi yang saling mendukung. Melalui webinar ini dengan lebih dari 40,000 views, kami berharap dapat bekerja sama sehingga dapat memajukan industri ini bersama-sama.”
“AI merupakan machine learning yang dapat membaca banyak data untuk memetakan dari segi pengolahan big data mulai dari diagnosis, preskriptif, prediktif dan bagaimana kita mau menawarkan sebuah produk jasa maupun perbaikan produk tersebut. Berdasarkan data terbaru, ekonomi kreatif Indonesia menduduki peringkat ketiga didunia setelah Amerika Serikat dan Korea. Untuk digital ekonomi Indonesia termasuk AI sudah meningkat $70 milyar 49% dibanding tahun 2020. Kami di parekraf beranggapan bahwa AI akan menumbuhkan kembali ekonomi kreatif dimana AI dapat membantu para content creator dalam membuat konten lebih efektif sesuai target pasar mereka. Saya berharap UMKM dan para penggiat kreatif di Indonesia menggunakan teknologi ini sehingga dapat lebih efektif, efisien dan transparansi serta memperkuat digital ekosistem Indonesia,” tutup Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno pada sesi terakhir AI Tech Day 2022 kemarin.