Trendtech, Jakarta – Saat ini, sudah banyak bermunculan talenta-talenta muda berbakat yang berasal dari berbagai bidang, termasuk kesenian. Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta adalah salah satu lembaga pendidikan yang melahirkan banyak talenta-talenta muda yang berprestasi di kesenian.
Stepanus Hanggar Budi Prasetya, Pembantu Rektor I ISI, menuturkan bahwa mahasiswa ISI mempunyai bakat dan talenta dalam berbagai bidang seni yang berbeda dan cukup lengkap, di antaranya berasal dari seni rupa, seni pertunjukan, dan seni media rekam. Beradaptasi dengan perkembangan zaman, ISI turut memanfaatkan teknologi untuk menciptakan seniman kreasi 2 dimensi (2D) maupun 3 dimensi (3D).
Baca juga: Telkomsel Upgrade Layanan 3G ke 4G/LTE di 143 Kota/Kabupaten
“Selama ini yang lebih aktif sebagai kreator 2D atau 3D ada di seni rupa, seperti jurusan desain komunikasi visual maupun jurusan seni murni, selain itu juga di prodi animasi,” tutur Stepanus.
Salah satu upaya yang dilakukan ISI untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah bertransformasi menjadi perusahaan digital telekomunikasi. Kerja sama ini menyasar pada pengembangan seni di wilayah yang lebih luas, khususnya dalam dunia teknologi digital dan ruang siber.
Seiring dengan hal ini, Telkom melalui divisi Digital Business & Technology (DBT) telah menciptakan berbagai inovasi yang melahirkan beragam produk digital di bawah payung Leap-Telkom Digital. Di antaranya, Telkom tengah mengembangkan blockchain platform serta telah memiliki dunia metaverse yang bisa dijadikan sebagai sarana untuk kebutuhan pemberdayaan ekonomi kreatif dalam bentuk NFT marketplace dan dunia virtual.
Pengembangan blockchain platform dan dunia metaverse ini didukung oleh Anton Wahyu Pramono, SM Emerging Technology Platform Telkom. Sementara koordinator kreator 2D dan 3D didukung oleh Aris Bachtiar, Chapter Leader Design and Enterprise Telkom.
“Kami juga berusaha untuk memperkuat jejaring dan memperkenalkan seni Indonesia melalui dunia digital. Hal ini tentu tidak bisa dikerjakan sendiri oleh ISI sehingga butuh partner yang kuat. Untuk itu kami memilih bekerja sama dengan Telkom untuk merealisasikannya,” tambah Stepanus.
Agus Faisal, GM Witel Telkom Yogyakarta, mengatakan DBT melalui unit enterprise Witel Yogyakarta melakukan kerja sama dengan ISI dalam bidang digital service. Dari kerja sama ini, Telkom bersama ISI saling bersinergi untuk mengembangkan talenta-talenta yang mampu menciptakan kreativitas 2D dan 3D.
Tujuannya, lanjut Agus, untuk bersama-sama mengeksplorasi proof of concept and market blockchain platform dan metaverse sebagai media untuk pemberdayaan ekonomi kreatif, khususnya komunitas seniman atau kreator serta civitas academica di lingkungan ISI.
“Selain menyediakan blockchain platform dan metaverse, kami juga melakukan sinergi kolaboratif dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan kompetensi digital bagi mahasiswa serta dosen melalui program kuliah umum, workshop, kerja praktik industri, dan internship di lingkungan Telkom,” kata Agus.
Baca juga: Huawei dan Telkomsel Kembangkan Kota Berbasis 5G
Selaras dengan yang disuguhkan Telkom, ISI berharap kerja sama antara keduanya bisa memperluas wacana seni dalam dunia digital untuk masa depan. Termasuk memberikan ruang bagi talenta dan potensi mahasiswa dalam seni dengan berkarya melalui media digital dan cyberspace, serta pengembangan platform seni berbasis teknologi informasi.
“Kerja sama ini menjadi pilot project ISI dan Telkom untuk pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia seni. Bagaimana seni melakukan adaptasi, inovasi, dan bersinergi dengan teknologi serta menjadi bagian dari perubahan dalam cara mempresentasikan dan menghadirkan karya seni yang mengikuti perkembangan teknologi,” tandas Stepanus.