Trendtech, Jakarta – Virus corona (Covid-19) terus menjadi wabah yang tidak bisa dihentikan. Dan kenyataan setiap orang harus bisa menahan diri dirumah agar tidak terjangkit merubah cara masyarakat berkomunikasi, bersosialisasi, bekerja, dan bertransaksi berubah menjadi serba online. Salah satu yang digunakan untuk berhubungan dengan sesama menggunakan Konferensi Virtual.
Namun kita juga harus menghadapi kenyataan bahwa ke mana orang pergi, pelaku kejahatan siber akan mengikuti. Jika terdapat peluang untuk mengeksploitasi situasi dan memikat orang untuk memberikan data pribadi atau meminta pengiriman uang secara palsu, Anda dapat menjamin bahwa penjahat siber akan mengambil andil disitu.
Baca juga : Hati-hati!! Ada Ginp Trojan Dibalik Virus Corona
General Manager untuk Asia Tenggara (SEA) di Kaspersky, Yeo Siang Tiong, mengatakan, dengan banyak negara saat ini menghadapi situasi lockdown yang berbeda-beda, perusahaan telah menemukan cara untuk menggunakan teknologi demi menjaga kelangsungan bisnis mereka. Dari pertemuan tatap muka, kini kita telah menyaksikan sebuah perubahan dengan maraknya konferensi video.
“Pelaku kejahatan siber mengetahui tren ini dan mereka bisa memanfaatkan, mengeksploitasi dan menyusup melalui entri atau pintu masuk yang berbeda, seperti Wi-Fi yang tidak aman, jaringan tanpa enkripsi, penggunaan kata sandi yang lemah, dan izin aplikasi yang buruk atau diabaikan.” Kata Yeo Siang Tiong,
lebih lanjut, kami meyakini bahwa perusahaan di seluruh dunia sekarang menyadari pentingnya mengamankan aplikasi dan situs web mereka, terutama dengan perubahan yang saat ini kita hadapi di lingkungan TI karena pandemi yang sedang terjadi.
“Namun yang terjadi, masih banyak organisasi masih belum siap menghadapi para karyawannya bekerja dari rumah dan menyebabkan mereka harus menghadapi tantangannya secara real time, dalam keadaan luar biasa seperti ini. Sementara organisasi lainnya menganggap ini adalah hal biasa dan menjadi waktu yang tepat untuk memeriksa ulang keamanan pada sistem akses jarak jauh perusahaannya,” tambahnya
Departemen TI secara global menghadapi tantangan jaringan terbesar mereka saat ini. Terlihat dari jumlah besar orang yang terkoneksi secara jarak jauh dengan jaringan perusahaan secara tidak terduga, yang sekaligus menjadi tantangan tambahan serta evaluasi pada infrastruktur keamanan dan TI yang sudah genting sebelumnya.
Ada sejumlah langkah sederhana yang dapat diambil atau dilakukan oleh para pihak untuk melindungi jaringan mereka dan mengurangi risiko siber terkait konektivitas jarak jauh.
Para ahli Kaspersky menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
- Menyediakan VPN bagi para staf untuk terhubung dengan aman ke jaringan perusahaan
- Seluruh perangkat perusahaan – termasuk ponsel dan laptop – harus dilindungi dengan perangkat lunak keamanan yang sesuai, termasuk perangkat seluler (misalnya, memungkinkan data untuk dihapus dari perangkat yang dilaporkan hilang atau dicuri, memisahkan data pribadi dan pekerjaan, serta membatasi aplikasi apa saja yang dapat diinstal) )
- Selalu terapkan pembaruan terbaru untuk sistem operasi dan aplikasi
- Batasi hak akses orang yang terhubung ke jaringan perusahaan
- Pastikan bahwa staf menyadari bahaya menanggapi pesan yang tidak diminta atau dari sumber tidak dikenal
Baca juga : Laporan Kaspersky 2019: Ancaman Siber Indonesia Menunjukkan Perubahan Positif
Khusus untuk konferensi video, kami menyarankan perusahaan untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut:
- Melakukan penilaian (assessment) fitur keamanan pada platform yang akan Anda gunakan.
- Pastikan aplikasi Anda diperbarui.
- Baca dan mengatur izin dengan seksama, baik selama konferensi maupun dalam penyimpanan rekaman konferensi.
- Untuk otentikasi pengguna, gunakan sistem masuk tunggal (SSO) sehingga tim TI Anda dapat melacak dan memverifikasi kredensial.
- Enkripsi dan amankan jaringan Anda dengan ketat
- Buat kebijakan konferensi video yang dapat menetapkan harapan serta batasan di antara semua pesertanya.