Meta Ungkap 5 Tren Sosial & Digital yang Akan Membentuk Wajah Bisnis di 2026

Trendtech, Jakarta – Pernahkah Anda merasa dunia bisnis berubah begitu cepat, didorong oleh cara kita berinteraksi di media sosial dan platform digital? Di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, pengaruh tren digital dan sosial ini bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kekuatan utama yang menggerakkan pasar. Fakta dari e-Marketer menegaskan posisi kawasan kita sebagai pemimpin global pengguna jejaring sosial, dengan Facebook dan Instagram terus menjadi panggung utama yang mengakar dalam keseharian kita.
Dalam gelombang perubahan ini, kemampuan beradaptasi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Bagi pelaku bisnis, memahami dan mengadopsi tren terkini adalah kunci untuk membangun koneksi yang tulus dengan pelanggan dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Kita semua merasakan betapa transformasi digital di Indonesia bergerak dengan dinamis. Tren sosial, diperkuat oleh teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), kini menyatu dalam denyut nadi masyarakat dan dunia usaha,” ujar Pieter Lydian, Country Director Meta untuk Indonesia.
Baca juga: Gen Z Beralih! Olahraga Gantikan Doomscrolling, Ungkap Laporan Tren Strava 2025
“Meta berkomitmen penuh untuk mendukung bisnis lokal agar tak hanya mengikuti, tapi memanfaatkan tren digital dan sosial ini. Tujuannya jelas: membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan dan membuka pintu menuju pasar global,” tambahnya.
Lantas, tren sosial dan digital apa saja yang akan mendominasi dan membentuk strategi bisnis pada 2026? Meta membagikan lima poin kunci yang patut disimak.
1.Gen AI & Otomatisasi: Partner Cerdas dalam Setiap Pencarian
Bayangkan: Anda melihat produk menarik di unggahan teman atau video kreator. Rasa penasaran muncul. Daripada mencari manual, Anda bertanya langsung pada asisten AI, “Apakah brand ini cocok untuk saya?”. Dalam sekejap, AI akan memberikan riset, rekomendasi, hingga saran gaya. Inilah masa depan yang kian nyata.
Di Indonesia, adopsi AI sudah menggeliat. Data Meta menunjukkan 79% UKM di Tanah Air telah memanfaatkan AI di platform digital, terutama untuk meluncurkan produk baru (65%) dan berkomunikasi dengan pelanggan (61%). Pada 2026, AI dan otomatisasi akan menjadi tulang punggung efisiensi, membantu bisnis meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan biaya secara signifikan.
2.Pesan Bisnis & Agen AI: “Toko” Pribadi di Genggaman Tangan
Aplikasi pesan seperti WhatsApp, Instagram DM, dan Messenger telah berevolusi menjadi lebih dari sekadar tempat mengobrol. Kini, mereka berfungsi sebagai “toko” pribadi di mana pelanggan bisa bertanya, berkonsultasi, dan bertransaksi dalam satu alur percakapan yang mulus, dibantu oleh Agen AI.
Contoh nyata keampuhannya? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memanfaatkan chatbot WhatsApp untuk layanan informasi keuangan, yang hasilnya luar biasa: produktivitas meningkat 4 kali lipat dan 80% pertanyaan berhasil diselesaikan oleh bot. Ini membuktikan bahwa layanan yang cepat dan personal adalah kunci kepuasan pelanggan.
3.Ekosistem Kreator Berbasis AI: Dari Inspirasi Menjadi Transaksi
Kreator konten kini telah menjadi saluran kepercayaan yang ampuh memengaruhi keputusan konsumen. Mereka bukan hanya mempromosikan produk, tetapi membentuk cara orang menemukan dan menilai suatu barang. AI memperkuat peran ini dengan membantu kreator melokalkan konten lebih cepat, memprediksi tren, dan mempersonalisasi rekomendasi bagi pengikutnya.
Salah satu terobosan yang patut dicontoh adalah kemitraan afiliasi Facebook dengan Shopee di Asia Tenggara. Kemitraan ini memungkinkan kreator menyematkan tautan produk langsung di konten mereka, mengubah sebuah cerita atau ulasan menjadi penjualan secara real-time.
4.Video & Live Commerce yang Imersif: Bahasa Universal Perdagangan Modern
Video telah menjadi bahasa utama dalam perdagangan digital. Format seperti Live Shopping dan video interaktif menjadi motor pendorong penjualan, didukung oleh hampir 2 juta pengiklan yang kini menggunakan Generative AI untuk membuat materi iklan video yang lebih relevan dan variatif.
Meta sendiri sedang menguji fitur yang memungkinkan kreator menambahkan tautan produk langsung di Instagram Reels dan mengakses program afiliasi. Artinya, penonton bisa terpukau oleh konten dan langsung membeli produk tanpa pernah keluar dari aplikasi.
5.Perdagangan Lintas Batas & Peluang Emas Ekonomi Halal
Asia Pasifik telah menjadi pusat perdagangan lintas negara, dan tren ini membuka peluang emas, khususnya bagi ekonomi halal. Dengan infrastruktur digital yang makin matang, merek lokal Indonesia di bidang fashion, makanan, dan kosmetik halal memiliki peluang besar untuk go internasional. Sebaliknya, konsumen dalam negeri juga mendapat akses lebih mudah ke produk halal bersertifikat dari mancanegara, memperkaya ekosistem ekonomi syariah digital.
Langkah Strategis Menyambut 2026: Berani Berubah atau Tertinggal?
Agar tetap unggul dan relevan di tahun 2026, para pelaku bisnis bisa mulai mengambil langkah-langkah konkret berikut:
-
Berinvestasi dalam AI untuk menyempurnakan perjalanan (journey) pembeli.
-
Mengintegrasikan Messaging sebagai saluran utama penjualan dan layanan pelanggan.
-
Berkolaborasi dengan Kreator melalui model kemitraan dan afiliasi yang terukur.
-
Memprioritaskan Konten Video Imersif (Live & Reels) untuk mendorong penjualan di platform mobile.
-
Memperluas Jangkauan Lintas Batas dengan memanfaatkan data untuk mengidentifikasi pasar potensial baru.
Pada akhirnya, masa depan bisnis akan dibentuk oleh seberapa dalam kita memahami dan tumbuh bersama konsumen di ruang digital. Tren sosial dan digital ini bukan sekadar teknologi, melainkan tentang membangun cerita dan hubungan yang manusiawi di setiap layar.

