Trendtech, Jakarta – Berbagai platform e-commerce atau perdagangan daring yang kerap bermunculan dengan mengusung konsep membantu perekonomian rakyat kecil. Namun berbagai macam pemberdayaan UMKM tersebut hanyalah sebatas teori, karena kinerja usaha kecil seringkali kalah bersaing dengan pedagang yang lebih besar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Roni Irawan, CEO Troli, sebuah platform belanja online yang menggandeng mitra warung UKM sebagai partner bisnisnya.
[Baca juga : SP4N LAPOR! PLATFORM ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE NASIONAL]
“Troli adalah platform ritel groceries yang berkonsep pada cluster area-based dengan radius penjualan antara 200-500 meter di sekitar area perumahan atau kompleks [RT/RW]. Platform ini bertujuan untuk menjadikan warung kelontong menjadi warung digital dengan variasi produk yang dijual tidak akan kalah toko modern atau minimarket,” Sambung Roni dalam keterangnnya.
Nantinya, para mitra tersebut akan memiliki toko digital melalui aplikasi Troli, dimana pemasarannya akan dibantu oleh tim marketing Troli untuk aktivasi di sekitar lingkungan radius 200-500 meter. Mitra Troli juga dapat menjual produk lain yang ada di warung atau produk rumahan yang dibuat sendiri. Para mitra akan mendapatkan potensi keuntungan ritel 10-15%, dan tidak perlu pusing memikirkan belanja stok barang dagangan karena semua bisa di pesan melalui aplikasi Troli.
Roni juga mengingatkan bahwa Indonesia sendiri termasuk dari lima besar negara yang memiliki jumlah startup atau usaha rintisan terbanyak, yaitu sekitar 2100 startup. Dari sekian banyak usaha rintisan tersebut, ternyata mampu menyumbang hingga 93,4% PDB perekonomian Indonesia, sedangkan usaha menengah sebesar 5,1% dan usaha besar hanya menyumbang sekitar 1,5% saja. Melalui data tersebut, Troli juga ingin menyumbang perekonomian serta menjadi UKM marketplace nomor 1 di Indonesia.
Troli sendiri dibentuk oleh Roni Irawan selaku founder dan CEO, serta investor utamanya Liliyana Natsir sang legenda bulutangkis Indonesia. Butet, panggilan akrab Liliyana Natsir, mengaku pasca dirinya gantung raket, ia ingin menekuni dunia bisnis. Oleh karenanya, peraih medali emas Olimpiade Rio 2019 tersebut mantap berinvestasi di usaha rintisan yang bergerak di bidang ritel groceries dengan tujuan ingin mempermudah kebutuhan belanja online di Indonesia.
“Sebagai investor sekaligus komisaris di Troli, tentunya saya berharap bahwa platform ini bisa menjadi startup karya anak bangsa yang sukses serta bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kenapa tertarik menekuni bisnis ini, karena saya sendiri merupakan seorang pengguna berbagai aplikasi startup, yang lantas tertarik dengan konsep yang ditawarkan oleh Troli yang menurut saya agak berbeda,” Ungkapnya saat dimintai tanggapan mengenai Troli.
Troli hadir dalam upaya mendukung UKM warung tradisional agar bisa naik kelas serta memiliki kompetensi dalam persaingan dengan warung modern seperti minimarket. Hal yang lantas dilakukan sebagai upaya pengembangan ke depan adalah dengan melakukan kegiatan promosi, digital marketing, serta edukasi kepada komunitas untuk menguatkan branding Troli yang bertujuan meningkatkan jumlah transaksi per hari di masing-masing mitra Troli.
[Baca juga : YAHOO LUNCURKAN VERSI BARU DARI APLIKASI MAIL]
Platform ini ditargetkan bisa menjadi pioner UKM marketplace yang dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian Indonesia. berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, kontribusi UMKM pada PDB mencapai 60,34% pada 2017.
Kontribusi ini pada dasarnya masih dapat ditingkatkan, mengingat peran UMKM dalam porsi ekspor di Indonesia hanya mencapai 15,7%. Pengalaman pada 1998 dan 2012 membuktikan bahwa UMKM dapat bertahan dari krisis ekonomi, ditunjukkan dengan pertumbuhan positif yang dicapai UMKM pada saat-saat krisis.