Home News Waspada Malware Berkedok Film Nominasi Oscar 2020
Oscar 2020

Waspada Malware Berkedok Film Nominasi Oscar 2020

by Trendtech Indonesia

Trendtech, Jakarta – Kaspersky melihat adanya malware yang memanfaatkan event besar seperti Nominasi Oscar 2020.  Terdapat lebih dari 20 situs web phishing dan 925 file berbahaya yang terdeteksi dengan menyamar sebagai film yang dinominasikan dalam Academy Award (Oscar) tahun ini.

Kaspersky menemukan lebih dari 20 situs web phising dan akun Twitter yang menawarkan kesempatan kepada pengguna untuk menonton film yang dinominasikan secara gratis.

Analis Malware Kaspersky, Anton Ivanov mengatakan,  para pelaku kejahatan siber tidak akan terikat dengan tanggal pemutaran perdana film, karena mereka tidak akan mendistribusikan konten apapun melainkan data berbahaya. Namun, karena para aktor ancaman ini akan selalu memanfaatkan sebuah tren terkini, mereka akan bergantung pada permintaan pengguna dan ketersediaan file sesungguhnya.

Baca juga : Prediksi Kaspersky Untuk Ancaman Finansial 2020: Fintech, Mobile Banking dan E-commerce

“Untuk menghindari penipuan dari para pelaku kejahatan siber, tetaplah berpegang dan berlangganan pada platform streaming resmi untuk memastikan Anda dapat menikmati malam yang menyenangkan di depan TV tanpa harus khawatir akan adanya ancaman,” ujar Anton Ivanov.

Oscar 2020

Contoh situs web phishing yang mengumpulkan rincian kartu kredit

Alhasil situs web phishing ini mengumpulkan data pengguna dan meminta mereka memenuhi berbagai syarat untuk mendapatkan akses ke film yang diinginkan. Metode ini dapat bervariasi mulai dari mengambil survei dan berbagi rincian pribadi, untuk menginstal adware hingga meminta rincian kartu kredit. Selanjutnya, tentu saja, pengguna tidak mendapatkan konten apapun.

Untuk lebih mendukung promosi situs web palsu tersebut, para pelaku kejahatan siber juga membuat sebuah akun Twitter, sebagai tempat mereka mendistribusikan tautan dalam konten. Ditambah juga dengan file berbahaya yang menyebar melalui saluran berbeda, metode ini, tidak dipungkiri masih membawakan kesuksesan bagi mereka.

Oscar 2020

Contoh akun Twitter yang mempromosikan situs web phishing

File berbahaya yang menyebar di internet dengan kedok salinan film yang mendapatkan nominasi ini, sekaligus mengindikasikan minat cukup signifikan terhadap para nominasi. Peneliti Kaspersky membandingkan aktivitas berbahaya dengan nama nominasi film tersebut selama empat minggu pertama setelah pemutaran perdananya. \

Nyatanya, Joker menempati posisi pertama di antara banyak nama film yang digunakan. Sebagai film paling populer di kalangan pelaku kejahatan siber, Kaspersky menemukan sebanyak 304 file berbahaya yang dinamai sebagai “Gothan Villain”.

Diikuti oleh “1917” yang berada di peringkat kedua dengan 215 file berbahaya. Menempati peringkat ketiga, “The Irishman” dengan 179 file berbahaya. Untuk film Korea “Parasite” tidak memiliki aktivitas berbahaya yang terkait dengannya.

Kaspersky juga mendalami apakah terdapat peningkatan signifikan dalam file berbahaya saat setelah peluncuran resmi film tersebut. Data di bawah menunjukkan bahwa sebagian besar file berbahaya mencuat ke permukaan setelah minggu ketiga atau keempat film resmi di rilis pada bioskop publik, meskipun beberapa didistribusikan bahkan sebelum pemutaran perdana.

Para ahli Kaspersky juga menganalisis ketersediaan film di platform streaming memungkinkan untuk memengaruhi pengguna mencari salinan ilegal di web, dengan membandingkan aktivitas berbahaya setelah rilis awal di bioskop yang terbatas dengan rilis aktual di platform Netflix.

Oscar 2020

Jumlah deteksi file berbahaya oleh produk Kaspersky

Baca juga : Kaspersky Mendeteksi Lebih Dari 105 Juta Serangan Pada Perangkat IoT

Untuk film “Marriage Story” tidak ditemukan malware baik saat maupun setelah rilis awal film tersebut di bioskop. Namun, pelaku kejahatan siber mulai menggunakan judul film tersebut setelah peluncurannya di Netflix, ini menunjukkan peningkatan minat terhadap film.

Untuk film “The Irishmen”, walaupun hanya sedikit pengguna yang didapati menemukan salinan film tersebut di internet, para pelaku kejahatan siber nyatanya berupaya cukup besar menggunakan nama film tersebut sebagai kedok. Jumlah deteksi setelah peluncuran film tersebut di layar  lebar, nyatanya lebih tinggi dibandingkan saat setelah dirilis di Netflix.

 

Berita Lainnya

Leave a Comment