Tredtech, Jakarta – XL Axiata mendorong penerapan solusi IoT (Internet of Things) di kalangan pondok pesantren (ponpes). Salah satunya adalah di Ponpes KH Mas Mansur Madrasah Boarding School (MBS) yang berlokasi di Brebes, Jawa Tengah.
Di ponpes ini, XL Axiata mengajarkan para santri memanfaatkan solusi IoT untuk budi daya Maggot. Dalam proyek edukasi ini, XL Axiata juga menggandeng PT Xekar, Benihbaik.com, Majelis Taklim XL Axiata (MTXL), dan komunitas Bloggercrony. Peresmian atas beroperasinya fasilitas budi daya Maggot tersebut berlangsung Selasa, (12/9).
Baca juga: Berdayakan dan Maksimalkan Potensi Masyarakat, Indosat Dorong Inklusi Digital ke Indonesia Timur
Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir, mengatakan, melalui program Pesantren Digital, XL Axiata turut menyediakan sejumlah solusi digital yang bisa dimanfaatkan oleh teman-teman pengelola pondok pesantren di seluruh Indonesia. Pemanfaatkan solusi IoT adalah salah satu implementasinya, mengingat solusi IoT bisa secara fleksibel dipakai untuk meningkatkan kinerja berbagai keperluan di pesantren, termasuk dalam kegiatan ekonomi dan kewirausahaan.
“Karena itu, kami memfasilitasi penerapan solusi IoT untuk budi daya maggot, sesuai dengan kebutuhan Ponpes KH Mas Mansur MBS ini,” ujar Marwan.
Marwan menambahkan, solusi IoT untuk budi daya maggot juga telah diterapkan di Pesantren Hidayatulloh, Depok, Jawa Barat. Solusi ini lahir dari hasil inkubasi IoT di Laboratorium XCamp XL Axiata. Di tempat ini dipilih sejumlah solusi IoT yang cocok dan dapat diterapkan di lingkungan pesantren, terutama yang dapat mendukung upaya pemberdayaan ekonomi. Budi daya maggot ini secara tidak langsung juga mendukung program pengolahan dan pemberdayaan sampah organik dan non organik di pesantren tersebut.
Secara teknis, solusi ini sendiri memiliki sejumlah fitur pemantauan lingkungan dan kontrol suhu atau kelembaban di lokasi peternakan Black Soldier Fly (BSF). BSF ini adalah jenis lalat yang telurnya kemudian menjadi larva maggot. Untuk bisa menghasilkan maggot yang bisa menjadi pakan ternak berkualitas tinggi, dibutuhkan suhu dan kelembapan yang optimal, dengan rentang 20-25 derajat celcius.
Selain itu, dibutuhkan juga kelembaban yang ideal dalam beternak maggot, yaitu 50-70%. Penggunaan solusi IoT akan membantu mempermudah para pembudidaya maggot untuk antara lain mengukur suhu dan kelembaban terbaik secara real time.
Nilai ekonomi yang bisa dihasilkan dari budi daya maggot pun terbilang cukup tinggi. Pangsa pasar maggot diakui oleh industri pakan ternak global, di mana berpeluang besar menyasar para peternak unggas, lele, dan sebagainya. Maggot ini hidup sebagai pakan pengganti pelet yang berkualitas tinggi dan dapat mempercepat pertumbuhan hewan ternak. Dengan pangsa pasar yang masih terbuka, budi daya ini diharapkan dapat mendorong pemberdayaan masyarakat.
Baca juga: Platform Agree Milik Telkom Dukung Optimalkan Hasil Panen Budi Daya Rumput Laut di NTT
Budi daya maggot pun terbilang cukup mudah karena pakannya berasal dari limbah rumah tangga atau sampah organik yang mudah didapatkan. Dengan begitu, pembudidayaan maggot ini pun turut berkontribusi terhadap pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Selain untuk meningkatkan produktivitas, manfaat dari pemanfaatan solusi IoT terutama adalah dapat untuk mengurangi biaya operasional, sebagai sumber data untuk keperluan Big Data dan Artificial Intelligent. Selain itu teknologi ini juga bisa untuk mempermudah perencanaan, proyeksi, hingga perawatan.