Trendtech, Jakarta – Setelah sempat terkoreksi, pasar kripto menunjukkan tanda-tanda pemulihan hari ini. Bitcoin (BTC) kembali menembus level psikologis 80.000, setelah sebelumnya sempat terjun ke 74.000. Tidak hanya BTC, sejumlah altcoin seperti HYPE, TAO, HBAR, MKR, KAS, SUI, dan RENDER juga mencatat kenaikan lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir.
Meski begitu, secara mingguan, pasar masih terlihat lesu. Total kapitalisasi pasar kripto saat ini berada di 2,591 triliun, turundari 2,766 triliun pada awal April.
Namun, volume perdagangan justru melonjak dari 108 miliar (1April) menjadi 239 miliar (8 April), menurut data Coingecko.
Baca juga: Waspada Penipuan via WhatsApp, PINTU Imbau Masyarakat Lebih Hati-Hati
Apa Penyebab Kenaikan Pasar Kripto Hari Ini?
Fahmi Almuttaqin, Analyst Reku, menyatakan bahwa optimisme investor terhadap data inflasi AS (CPI) yang akan dirilis pada 10 April turut mendorong pemulihan pasar.
“Jika CPI Maret menunjukkan angka 2,5% (yoy), ini akan menjadi inflasi terendah sejak September 2024. Proyeksi ini lebih rendah dari Februari (2,8%) dan bisa menjadi angin segar bagi pasar kripto,” jelas Fahmi.
Namun, dampak positif ini mungkin tidak bertahan lama. Pasalnya, kebijakan baru Donald Trump terkait kenaikan tarif impor AS berpotensi memicu inflasi lebih tinggi di bulan April.
Dampak Kebijakan Trump terhadap Pasar Kripto
Menurut UBS, kekhawatiran pasar terhadap tarif impor AS menurun dari 30% (Maret) menjadi 11% (April). Namun, ahli strategi UBS, Bhanu Baweja, memperingatkan bahwa jika kebijakan Trump benar-benar diterapkan:
- Tarif impor AS bisa naik dari 2,5% menjadi 24%.
- Ekonomi AS berpotensi menyusut 1,5%-2% di 2025.
- Inflasi tahunan bisa melonjak hingga 5%.
“Situasi ini bisa menekan pasar saham dan kripto. Namun, Bitcoin sebagai digital gold mungkin justru diuntungkan, karena sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi,” tambah Fahmi.
Data Coinglass menunjukkan bahwa ETF Bitcoin Spot AS hanya mengalami aru keluar 202,1juta (1−7April)∗∗, jauh lebih rendah dibandingkan 739,2 juta (1-7 Maret). Ini menandakan tekanan jual mulai berkurang.
Baca juga: SMBC Indonesia Transformasi Kantor Cabang untuk Dorong Pertumbuhan
Fahmi memberikan beberapa strategi investasi di tengah ketidakpastian ini:
- Untuk Investor Jangka Panjang:
- Akumulasi Bitcoin secara bertahap (Dollar-Cost Averaging/DCA).
- Manfaatkan fitur Packs di Reku untuk diversifikasi aset kripto blue-chip.
- Untuk Trader:
- Manfaatkan volatilitas dengan trading aktif di platform likuid seperti Reku untuk eksekusi harga terbaik tanpa slippage.
Pasar kripto masih dipengaruhi oleh sentimen makroekonomi, termasuk inflasi AS dan kebijakan Trump. Meski berpotensi volatil, Bitcoin dan aset kripto lain tetap menarik sebagai alternatif investasi.
“Bagi yang ingin berinvestasi, strategi DCA dan diversifikasi adalah kunci. Gunakan tools seperti Packs Reku untuk memudahkan portofolio Anda,” tutup Fahmi.