Home News Apa yang Bisa Diajarkan Video Games mengenai Komputasi Edge?
Komputasi Edge

Apa yang Bisa Diajarkan Video Games mengenai Komputasi Edge?

by Trendtech Indonesia

Trendtech, Jakarta – Anggap Anda sedang memainkan online multiplayer game favorit Anda. Tiba-tiba semuanya terputus-putus. Karakter Anda tidak bergerak, pemain lain mulai diam membeku, mungkin juga musik yang ada di dalam game juga tidak terdengar.

Lag. Inilah tiga huruf yang paling ditakuti dan menjadi salah satu masalah terbesar dan paling membuat frustrasi para gamer online modern. Ini terjadi saat kita harus menunggu data bergerak ke arah kita – dan ini bisa membutuhkan waktu milidetik hingga detik.

Tapi bagaimana jika ada cara untuk mengurangi lag secara signifikan dalam game online? Dengan komputasi edge, hal ini sangat mungkin. Dalam tulisan ini, kita akan mengenal lebih jauh tentang komputasi edge, bagaimana data di game online bergerak secara tradisional, dan mengapa komputasi edge bisa menjawab tantangan game online modern.

Baca juga: Siapkan Infrastruktur 5G di IKN, Menkominfo Jajaki Kerja Sama Global dengan Huawei

Apa itu komputasi edge?

Komputasi edge berada di atau dekat dengan lokasi fisik pengguna atau sumber data mereka. Dengan menempatkan layanan komputasi lebih dekat ke lokasi tersebut (edge), pengguna akan mendapatkan keuntungan dari layanan yang lebih cepat dan lebih unggul, dan perusahaan mendapatkan keuntungan dari fleksibilitas komputasi hybrid cloud.

Komputasi edge adalah satu cara yang bisa dimanfaatkan perusahaan untuk mendistribusikan sekumpulan sumber daya di berbagai lokasi. Berikut ini adalah beberapa terminologi komputasi edge yang sangat penting diketahui:

  • Perangkat edge: setiap hardware yang memproses data di luar cloud
  • Server edgeserver yang memproses data di satu lokasi edge
  • Edge node: setiap klaster server edge di tempat komputasi edge.

 Kenapa lag terjadi dalam gaming modern?

Untuk memahami bagaimana komputasi edge bekerja dalam game online, pertama kita harus mengetahui jalur data dalam cloud gaming umumnya. Sebagai contoh, mari lihat pengalaman bermain online first-person shooter: perjalanan paket data dimulai beberapa detik setelah Anda menekan sebuah tombol di controller untuk menembak pemain lain.

Sebelum input data itu bisa diproses di cloud, pertama data harus bernavigasi melalui jaringan rumah dan Internet Service Provider (ISP). Setelah data mencapai infrastruktur jaringan cloud dari ISP, kemudian terjadi delay yang disebabkan oleh rendering grafik dan video encoding. Akhirnya, data harus kembali ke Anda dan pada saat itu, paket data membutuhkan sekitar ratusan milidetik untuk menuntaskan perjalanannya.

Ratusan milidetik mungkin tidak terdengar seperti waktu yang lama. Tapi ini bisa membuat perbedaan besar saat Anda sedang memainkan game seperti first-person shooter. Ambil contoh sebagai satu kasus, gara-gara lag, tembakan Anda sedikit telat dari yang Anda inginkan – dan lawan yang Anda incar sudah keburu menghilang.

Semoga ini bisa membantu Anda memahami penyebab lag dalam game online: paket data bisa berjalan sangat cepat (sekitar dua pertiga kecepatan cahaya) tapi karena server cloud seringkali sangat jauh dari asal data (pengguna), data ini membutuhkan ekstra milidetik untuk menyelesaikan perjalanan ke dan dari server. Dengan kata lain, jarak adalah faktor utama dalam menentukan latensi.

Bagaimana komputasi edge memecahkan masalah dalam gaming modern

Saat kita berbicara mengenai komputasi edge, kita memotong jarak yang harus ditempuh data. Dengan kata lain, alih-alih memiliki sumber daya komputasi yang dipusatkan di pusat data yang besar di tempat yang jauh, kami mendorong daya komputasi mendekati jaringan edge – lebih dekat dengan Anda, si pemain. Namun bagaimana hal ini bekerja? Dengan bantuan infrastruktur edge.

Infrastruktur edge adalah bagian penting dalam jaringan edge. Ini mengacu pada pusat data mikro yang berlokasi dekat dengan wilayah yang mereka layani, berfungsi sebagai gateway untuk terhubung ke cloud dan memudahkan menyimpan dan memproses data dengan lebih cepat dibandingkan pusat data berskala besar. Dan apa hasil akhirnya untuk gamer? Kecepatan yang lebih tinggi – dan berkurangnya lag!

Hal serupa terjadi pada pemain game mobile. Saat penyedia layanan telekomunikasi memindahkan mobile workload lebih dekat ke pengguna akhir, ini bisa dianggap sebagai arsitektur mobile baru. Arsitektur ini disebut mobile edge computing atau multi-access edge computing (MEC). MEC berarti ada co-locating antara perangkat edge dengan infrastruktur jaringan mobile yang ada – baik di gedung terdekat atau di menara seluler sendiri.

Misalnya Anda sedang bermain game online di ponsel Anda. Alih-alih ponsel Anda melakukan komunikasi nirkabel ke menara seluler terdekat, kemudian dialihkan kembali oleh ISP, sinyal ponsel Anda bisa dikalkulasikan di menara seluler dan dikirimkan kembali kepada Anda melalui server mikro.

Baca juga: Ericsson dan Indosat Ooredoo Hutchison Mempreluas 5G di JABOTABEK

Dalam kasus ini, microservices bertanggung jawab atas hal-hal yang tidak harus dikirimkan ke server utama atau bisa dihubungkan ke server secara asynchronously dari waktu ke waktu. Jadi, saat keadaan tidak terlalu sibuk, data bisa disinkronkan balik ke upstream.

Contoh nyata lain bagaimana komputasi edge untuk video games bisa bekerja untuk game real time strategy adalah, saat AI berjalan di komputer Anda. Saat komputer Anda memproses semua secara lokal, Anda akan menemukan batas dari apa yang bisa dilakukan AI tersebut.

Jika Anda memuatnya ke server di beberapa jenis infrastruktur edge, tiba-tiba Anda bisa memainkan game real time strategy yang sama melawan AI yang sangat canggih.

Berita Lainnya

Leave a Comment